Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/06/2016, 08:30 WIB

KOMPAS.com - Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus mengatakan, Gereja Katolik seharusnya meminta maaf kepada kaum gay dan kelompok-kelompok lain yang selama ini diserang ataupun dieksploitasi oleh gereja.

"Bahkan, saya percaya gereja seharusnya tak hanya harus meminta maaf kepada kaum gay yang selama ini mereka serang," ungkap Paus, Minggu (26/6/2017), seperti dilansir CNN.

"Mereka juga harus meminta maaf kepada kaum miskin, wanita yang tereksploitasi, anak-anak di bawah umur yang harus bekerja. Gereja pun harus memohon ampun karena memberkati 'kekerasan'," sambung Paus lagi.

Pernyataan ini disampaikan Paus dalam jumpa pers di atas pesawat yang membawa dia kembali ke Roma dari kunjungan di Armenia.

Dia mengatakan hal ini sebagai jawaban dari komentar yang dilansir the Irish Times, Jumat lalu, yang mengutip Kardinal Jerman Cardinal Reinhard Marx. Marx mengatakan, Gereja Katolik seharusnya meminta maaf karena sudah berpandangan negatif terhadap kaum gay.

Dia menyebut, jika berkiblat kepada ajaran Gereja Katolik tentang pernghormatan, maka seharusnya tidak ada diskriminasi terhadap kaum gay.

Menurut Paus, orang bisa saja mengecam kelompok itu atas jalan yang mereka pilih. "Tetapi bukan dengan alasan ideologis, hanya sebatas kecaman saja. Kerap, protes ofensif yang dilayangkan kepada pihak lain menjadi keterlaluan dan malah tak berkaitan dengan masalah yang sesungguhnya," ungkap dia.

Paus lalu menyebut, di sejumlah tradisi dan budaya ada semacam perbedaan kondisi mental dalam menghadapi persoalan gay. Namun Paus kembali mengulang perkataannya, "siapa yang kita hakimi? Bagaimana jika orang gay memiliki kemauan yang baik dan mencari Tuhan?"

Paus pertama kali mengucapkan pernyataannya itu di tahun 2013, juga di dalam konferensi pers di dalam pesawat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com