Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pura-pura Mati Sambil Menahan Sakit, Marrero Selamat dari Pembantaian...

Kompas.com - 18/06/2016, 16:18 WIB

ORLANDO, KOMPAS.com - Felipe Marrero terbangun dari tidurnya di tengah perawatan di rumah sakit Orlando. Masih tercium jelas bau mesiu sisa peluru yang dimuntahkan pemuda bernama Omar Mateen di kelab malam Pulse, hampir seminggu yang lalu.

Lelaki berusia 30 tahun itu adalah satu di antara 53 korban luka dalam pembantaian yang merenggut 49 nyawa, Minggu dinihari lalu.

Marrero mengalami empat luka tembak di punggung dan lengan kirinya.

"Saya masih mencium bau yang sama, aroma mesiu seperti yang saya rasakan saat berada di Pulse malam itu," kata Marrero dalam sebuah wawancara, Jumat (17/6/2016) di Orlando Regional Medical Center.

Marrero mengaku, dia baru berniat untuk pulang ketika penembakan terjadi pada pukul 2 dinihari.

Dia berada di dekat pintu depan saat itu, dan sangat dekat dengan posisi pelaku penembakan. "Jadi, saya tak bisa keluar dari pintu keluar satu-satunya di depan saya itu," ungkap dia.

Sesaat kemudian, dia menjatuhkan diri ke lantai. Kawannya, Luis Vielma, yang berdiri di sampingnya kala itu sudah tertembak dan tewas.

Dalam keadaan terdesak, Marrero mengangkat ujung sofa dekat tempatnya tersungkur, dan meletakkan kepalanya di bawah tempat duduk itu. 

"Saya menutupi diri saya, dan terbaring di sana, mungkin lebih dari 30 menit, sambil berupaya tak membuat gerakan. Saya pura-pura mati," kata dia.

Setelah 30-40 menit berlalu, dia masih bisa mendengar suara orang-orang yang berseru dan berteriak.

Bahkan, dia berbaring di samping satu korban tewas dengan kondisi kepala pecah. "Jasad di mana-mana, termasuk jasad kawan saya, Luis," ungkap dia.

"Dan, bau di di dalam kelab itu sangat menyeramkan, seperti bau bubuk mesiu. Saya dapat merasakan kematian sudah ada di depan mata saya," ujar Marrero.

Marerro lalu bercerita, setelah desingan peluru dan suara jeritan korban, seketika suara tembakan berhenti. Di kejauhan dia bisa mendengar suara polisi telah tiba di tempat itu.

Terlihat cahaya senter milik polisi mulai memasuki ruang kelab itu. "Para petugas itu meminta orang-orang untuk tetap tiarap," sambung dia.

Mateen tiarap
Marrero mengatakan, Omar Mateen pun sempat terlihat tiarap agar tak terlihat polisi yang masuk. "Ternyata tembakan berhenti saat dia mengisi pelurunya," kata dia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com