Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Organisasi Penyintas Bom Atom Jepang Kritik Obama

Kompas.com - 17/06/2016, 18:56 WIB

TOKYO, KOMPAS.com - Asosiasi para penyintas bom atom Jepang mengkritik pidato Presiden AS Barack Obama bulan lalu saat berkunjung ke kota Hiroshima.

Para penyintas ini mengatakan, kecewa karena Obama tak mengakui tanggung jawab AS yang menjatuhkan bom atom ke kedua kota di Jepang tersebut.

Obama, sebagai presiden AS pertama yang mengunjungi Hiroshima saat masih menjabat, memberikan penghormatan kepada warga kota yang menjadi korban bom atom pertama pada 6 Agustus 1945.

Bom atom itu mengakibatkan kematian 140.000 orang, sebagian di antaranya tewas seketika dan lebih banyak yang menderita luka atau sakit terkait radiasi selama beberapa tahun setelah tragedi itu.

Namun, dalam kunjungannya itu, Obama tidak meminta maaf atas pengeboman tersebut dan bersikukuh tidak akan mencampuri keputusan yang diambil Presiden AS saat itu Harry Truman di penghujung perang brutal tersebut.

Konfederasi Organisasi Korban Bom Atom dan Bom Hidrogen Jepang dalam resolusinya mengatakan, dalam pidatonya Obama seakan menganggap pengeboman itu sebagai sebuah "fenomena alam".

Frasa "kematian jatuh dari langit" yang digunakan Obama untuk menggambarkan kengerian yang terjadi dinilai sebagai sebuah ekspresi untuk menghindari tanggung jawab AS.

Terumi Tanaka, sekretaris jenderal organisasi penyintas bom Nagasaki, juga mengatakan percakapan antara Obama dan para penyintas dalam kunjungannya juga dianggap terlalu singkat.

"Anda tak bisa memahami pengalaman mereka hanya dengan melakukan percakapan selama lima menit. Saya harap dia berkunjung lagi," kata Tanaka.

Dalam pembicaraan singkat dengan para penyintas bom atom itu, diwarnai pelukan Obama dengan seorang penyintas yang dianggap sebagai salah satu momen yang patut dikenang.

Menurut harian Asahi Shimbun, Tanaka juga mengkritik kunjungan Obama ke museum dan monumen bom atom yang terlalu singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com