Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye "Brexit" Dihentikan Sementara akibat Anggota Parlemen Dibunuh

Kompas.com - 17/06/2016, 10:17 WIB

LONDON, KOMPAS.com – Kampanye referendum tentang status keanggotaan Inggris di Uni Eropa atau kenal dengan "Brexit" dihentikan sementara menyusul penembakan seorang anggota parlemen negara itu,  Kamis (16/6/2016).

Perdana Menteri Inggris, David Cameron pun membatalkan kampanye yang rencananya akan digelar Jumat (17/6/2016) ini di Gibraltar, teritori  Inggris di sebelah selatan perairan Spanyol.

Penundaan kampanye referendum itu sebagai tanda perkabungan atas tewasnya seorang peremuan anggota parlemen Inggris, Jo Cox (41).

Jo Cox  ditembak mati oleh seorang pria, Thomas Mair atau Tommy Mair (52), yang saat ini sedang alam pemeriksaan intensif oleh kepolisian setempat.

Kasus itu menjadi berita utama diberbagai media besar di Britania Raya dan membuat kampanye referendum keanggotaan Inggris di Uni Eropa dihentikan sementara.

Perempuan anggota parlemen dari kubu oposisi utama, Partai Buruh, itu adalah pendukung yang vokal dalam mempertahankan Inggris agar "tetap" di Uni Eropa.

Ibu dua anak itu diserang dengan pistol dan pisau saat akan menggelar rapat bersama para konstituennya di Birstall, dekat Leeds. Media lokal menyebutkan, Cox ditembak dan ditusuk.

Petugas Kepolisian West Yorkshire telah menangkap Mair dan  menyita sejumlah senjata. Motif serangan tersebut hingga kini belum diketahui.

"Keluarga besar Partai Buruh dan warga di negara ini tergoncang dengan pembunuhan mengerikan terhadap Jo Cox," kata Ketua Partai Buruh, Jeremy Corbyn, dalam pernyataannya.

Perdana Menteri David Cameron mengatakan pembunuhan Jo Cox, yang sempat bekerja sebagai tim kampanye Presiden AS Barack Obama pada 2008 lalu, adalah tragedi.

"Kita telah kehilangan satu bintang besar. Dia merupakan anggota parlemen yang hebat dengan kepedulian yang besar. Ini adalah berita yang mengerikan," kata Cameron.

Para anggota parlemen Inggris sedang menjalani reses menjelang referendum terkait "keluar" atau "bertahan" Inggris di Uni Eropa pada 23 Juni mendatang.

Tim dari kedua kubu mengatakan, mereka menghentikan untuk sementara waktu aktivitas kampanye mereka.

Hingga kini masih belum diketahui dampak dari pembunuhan Jo Cox terhadap referendum.

"Tidak ada yang bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi,” kata John Curtice, profesor ilmu politik dari Universitas Strathclyde.

“Sampai jelas siapa yang bertanggung jawab dan apa motivasinya. Pembunuhan ini menyebabkan kampanye harus dihentikan saat kubu 'bertahan' ingin terus melanjutkan agendanya,”  kata Curtice.

Kubu yang menginginkan Inggris untuk “bertahan” di Uni Eropa tertinggal dalam sejumlah jajak pendapat melawan kubu yang ingin “keluar”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com