Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pascal S Bin Saju
Editor

Wartawan, mendalami isu-isu internasional dan penyuka Sepak Bola

ISIS Akui Baghdadi Tewas, seperti Apa Sosok Pemimpin Teroris Itu?

Kompas.com - 16/06/2016, 13:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorPascal S Bin Saju

RAQQA, KOMPAS.com — Laporan resmi telah muncul dari kantor berita Amaq, media resmi kelompok ISIS, bahwa pemimpin mereka, Abu Bakr al-Baghdadi, telah tewas.

Media tersebut mengklaim, pemimpin ISIS itu "dibunuh oleh serangan udara koalisi (Amerika) di Raqqa pada hari kelima Ramadhan", yang berarti serangan pada 10 Juni.

Seperti apa sosok Baghdadi itu, yang oleh beberapa media Barat disebut "pemimpin gerombolan iblis".  

Baghdadi bertanggung jawab atas berbagai serangan dan kekacauan oleh ISIS di dunia.

Pemalu dan tak menarik

Baghdadi lahir pada tahun 1971 di Samarra, Irak. Orang-orang di sekitar dia menyebutnya sebagai pemuda yang "pemalu dan tidak menawan".

Dia diberi nama Ibrahim Awwad Ibrahim Ali Muhammad al-Badri al-Samarrai, tetapi memasang nama Al-Baghdadi pada kemudian hari.

Sampai 2004, Baghdadi tinggal di sebuah masjid di Tobchi, lingkungan miskin di pinggiran Baghdad.

Terorisme

Ada beberapa perdebatan ketika Baghdadi pertama mulai melenceng dengan bergabung ke dalam jaringan terorisme.

Ada yang mengatakan bahwa ia sudah menjadi seorang ekstrimis sebelum invasi militer asing pimpinan Amerika Serikat ke Irak hingga jatuhnya Saddam Hussein pada tahun 2003.

Hanya sedikit fakta yang diketahui bagaimana ia memulai aksi teroris khasnya.

Patrick Skinner dari Soufan Group, sebuah perusahaan konsultan keamanan, pernah berbicara tentang dia.

"Mereka tahu secara fisik siapa orang ini, tetapi cerita masa lalunya hanyalah mitos," katanya.

Patrick Johnston dari RAND Corporation menambahkan, "Dia berhasil mengelola sisi rahasianya dengan baik, dan itu meningkatkan prestise kelompoknya."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com