Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minoritas Kembali Diserang di Banglades, Seorang Guru Hindu Kritis

Kompas.com - 16/06/2016, 11:37 WIB

DHAKA, KOMPAS.com – Serangan terhadap kelompok minoritas di Banglades kembali terjadi, seperti dilaporkan Reuters, Kamis (16/6/2016).

Seorang guru Hindu yang mengajar di sebuah sekolah menengah  di Madaripur,  ditikam dengan pisau oleh tiga pria sehingga ia menderita luka parah dan dilarikan ke rumah sakit.

Menurut polisi, serangan di Madaripur ini merupakan yang terbaru dalam rangkaian kekerasan atas umat minoritas, penulis blog sekuler, pegiat gay, akademisi, dan pegiat sosial di negeri tersebut.

Pekan lalu, Perdana Menteri Sheikh Hasina sudah menyatakan tekad untuk menangkap 'siapa saja, baik individu maupun kelompok pembunuh'.

Serangan terbaru menarget Ripon Charkavarti, guru  di sebuah sekolah  menengah atas di Banglades. Dia diserang saat membuka pintu rumahnya setelah mendengar bel berbunyi.

Polisi sedang memeriksa satu dari tiga tersangka yang berhasil ditangkap oleh warga setempat ketika sedang berupaya melarikan diri.

Dalam dua pekan belakangan, seorang pekerja kuil Hindu, pendeta Hindu, pedagang beragama Kristen, dan istri polisi antiteror, dibunuh. Pelakunya adalah kelompok Islam garis keras.

Polisi Banglades sejak pekan lalu menggelar operasi atas tersangka kelompok militan Islam itu, yang selama ini dituding , dan memang ada yang mengaku,  telah melakukan kekerasan tersebut.

Sekitar 8.000 orang sudah ditangkap dalam operasi tersebut. Namun, polisi di negara mayoritas Muslim itu mengatakan, hanya 100-an orang yang diduga militan, selebihnya penjahat biasa.

Sekitar 40 orang dibunuh dalam sejumlah serangan terhadap umat minoritas, penulis blog sekuler, pegiat gay, maupun akademisi di Banglades dalam waktu tiga tahun terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com