Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imran Yousuf, Eks Marinir yang Selamatkan Puluhan Pengunjung Kelab Malam di Orlando

Kompas.com - 15/06/2016, 17:13 WIB

ORLANDO, KOMPAS.com - Penembakan di kelab malam Pulse, Orlando, menewaskan 49 orang pengunjungnya. Namun, jumlah korban tewas itu bisa lebih banyak tanpa aksi Imran Yousuf.

Imran (24) adalah seorang mantan anggota marinir AS yang bekerja sebagai penjaga keamanan di kelab malam tersebut, dua bulan sebelum tragedi itu terjadi.

Pengalamannya sebagai anggota pasukan elite AS itu menyelamatkan setidaknya 70 nyawa malam itu, tetapi dalam wawancara CBS News, Imran tak kuasa menahan tangisnya.

"Saya harap bisa menyelamatkan lebih banyak orang lagi...terlalu banyak orang yang tewas," ujar Imran.

Imran mungkin merasa sangat menyesal karena dia berpapasan dengan pelaku penembakan, Omar Mateen, saat dia hendak pulang setelah jam kerjanya berakhir.

Namun, dia beara di belakang kelab itu saat Omar Mateen masuk ke dalam tempat itu dan memberondongkan peluru dari senapan serbu AR-15 yang dibawanya.

Banyak saksi mata yang mengatakan awalnya mereka tak sadar jika sedang ditembaki. Mereka mengira suara tembakan itu adalah bagian dari pertunjukan.

Tapi, Imran dengan pengalamannya, langsung mengetahui bahwa suara itu berasal dari senapan serbu sesungguhna.

"Awalnya ada tiga atau empat tembakan. Hal itu sangat mengejutkan. Tiga atau empat tembakan dan saya tahu itu berasal dari senapan berkaliber tinggi," ujar Imran.

"Semua orang terpaku. Saya berada di belakang dan saya melihat orang-orang mulai berhamburan ke jalan belakang, berimpitan seperti ikan sarden dalam kaleng," tambah Imran.

Dalam kepanikan, tak seorangpun yang mencoba sebuah pintu terkunci yang mengarah ke luar kelab itu.

"Buka pintunya!" Imran berteriak, tetapi semua orang terlalu terkejut untuk bereaksi.

Saat itu, kenang Imran, hanya ada satu pilihan untuk semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut.

"Tetap diam dan kami semua mati atau saya bisa mencoba. Dan saya mendobrak pintu itu yang setelah terbuka digunakan banyak orang keluar dari sana," papar dia.

"Saat mereka menemukan jalan keluar, mereka terus berhamburan dan berlarian ke jalanan," lanjut Imran.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com