Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Muslim di New Jersey Bersatu Menentang Trump

Kompas.com - 08/06/2016, 09:30 WIB

NEW JERSEY, KOMPAS.com — Pernyataan kandidat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, yang pernah menuduh ribuan warga Muslim di New Jersey bersorak-sorai merayakan runtuhnya World Trade Center pada serangan teror 11 September 2001 kembali menuai protes.

Saat warga kota Jersey, New Jersey, memberikan suara dalam pemilihan pendahuluan, Selasa (7/6/2016), mereka mengingat kata-kata paling buruk yang diucapkan tokoh tersebut.

"Ribuan orang bersorak-sorai," demikian pernyataan Trump merujuk pada empat persen warga Muslim di Jersey.

Anggota Young Republican Councilman di Point Pleasant–New Jersey, Michael Thulen, ragu atas gambaran yang disampaikan Trump tentang yang terjadi di New Jersey pada tanggal 11 September 2001.

Thulen ketika itu berkuliah di Universitas Negeri Montclair.

"Saya tidak ingat melihat orang-orang bersorak-sorai, bukannya saya menolak pernyataan itu, tetapi beberapa hari setelah kejadian saya pergi ke kota Jersey membantu orang-orang di sana dan saya tidak ingat ada orang yang bergembira dengan kejadian itu," kata dia.

Thulen, yang akan menghadiri Konvensi Partai Republik di Cleveland–Ohio Juli nanti, menyebut dirinya menjadi pendukung Trump karena terpaksa.

Namun, menjelang konferensi pers di TPS pemilihan pendahuluan di New Jersey, Gubernur Chris Christie menolak tuduhan bahwa Trump adalah sosok yang rasialis.

"Saya sudah mengenal Donald Trump selama 14 tahun dan Donald Trump tidak rasialis," kata dia.

"Saya yakin jika saya berdiam diri dan memikirkannya, ada saat-saat di mana saya merasa ada hal-hal yang seharusnya tidak dikatakan Trump," ujar Christie ketika ditanya apakah ia pernah merasa bahwa retorika Trump sudah melampaui batas.

"Jujur saja, dia pernah mengakui bahwa ada hal-hal yang seharusnya tidak dikatakannya. Jadi, hal ini memang terjadi pada siapa pun yang menyampaikan pikirannya secara terbuka dalam politik," kilah Christie.

Sebelum menara kembar WTC di New York runtuh, Rafik Chaudry, seorang warga AS keturunan Pakistan dan warga lama kota Jersey, mengaku ingat perasaan seolah-olah ia berada di bawah menara yang roboh itu.

Terlebih lagi, kota Jersey memang berada di dekat Manhattan. Ia mengaku terkejut dan prihatin ketika menyaksikan menara kembar itu runtuh.

Karena itu, ketika Chaudry pertama kali mendengar pernyataan Trump, dia lalu berharap pengusaha kaya raya itu akan mengakui kesalahan itu.

"Setelah mendapati fakta sebenarnya, Trump seharusnya meminta maaf bahwa ucapannya tidak benar," ujar Chaudry.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com