Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang TKI di Taiwan Terinfeksi Virus Zika

Kompas.com - 07/06/2016, 21:22 WIB

TAIPEI, KOMPAS.com — Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Taiwan telah melaporkan kasus impor ketiga infeksi virus zika yang disebabkan gigitan nyamuk di Taiwan tahun ini.

Saat ini kasus ketiga melibatkan warga negara Indonesia yang datang ke Taiwan untuk bekerja pada 1 Juni, demikian laporan kantor berita Taiwan (CNA), Selasa (7/6/2016).

Disebutkan, pria berusia 22 tahun yang berasal dari Mojokerto, Jawa Timur, itu tidak merasa nyaman di pesawat yang membawanya ke Taiwan.

CDC mengatakan, ketika pria itu tiba di Bandar Udara Internasional Kaohsiung, Taipei, dia diketahui mengalami demam dan mata memerah.

Menurut CDC, setelah diuji terhadap penyakit demam berdarah, pria itu dinyatakan negatif. Dia kemudian dikonfirmasi terinfeksi virus zika, Minggu (5/6/2016).

Pasien itu pulih dan hendak berangkat kerja di kapal pencari ikan yang meninggalkan Kaohsiung, Selasa (7/6/2016), demikian CDC.

CDC telah melaporkan kasus itu ke Kementerian Luar Negeri, Pemerintah Indonesia, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

CDC juga terus memperbarui peringatan kehati-hatian dalam melakukan perjalanan (travel advisory) ke Indonesia berdasarkan sistem tiga tahap (pengawasan, kewaspadaan, dan peringatan) sesuai urutan tingkat keparahan.

Dua kasus zika yang pertama diimpor oleh warga negara Thailand dari Udon Thani di wilayah utara Thailand.

Menurut CDC, pada orang dewasa hanya menunjukkan gejala ringan setelah terifeksi virus zika, tetapi perempuan hamil yang terinfeksi bisa melahirkan bayi dengan mikrosefalus.

Atas kondisi itu, perempuan hamil dan perempuan yang berencana untuk hamil disarankan untuk menghindari bepergian ke daerah epidemi zika.

Masyarakat juga diimbau untuk memperhatikan kondisi medis segera jika merasakan gejala yang mencurigakan dalam waktu dua pekan setelah meninggalkan daerah epidemi zika.

Gejala-gejala virus zika, termasuk demam, sakit kepala ringan, ruam kulit, nyeri sendi, dan konjungtivitis.

CDC meminta para perempuan yang kembali dari wilayah epidemik zika untuk menunda kehamilan selama dua bulan, apakah mereka terpapar beberapa gejala mencurigakan atau tidak.

Bagi kaum pria yang baru pulang dari wilayah epidemik zika tanpa gejala-gejala mencurigakan, mereka harus menghindari persetubuhan atau menggunakan kondom selama dua bulan.

Sedangkan pria yang terpapar gejala mencurigakan harus menghindari hubungan seksual atau berhubungan dengan menggunakan kondom sedikitnya enam bulan, demikian pernyataan CDC.

Pada Senin kemarin, Departemen Kesehatan Kaohsiung menyatakan bahwa sepasang suami-istri yang dicurigai kasus zika bulan lalu dinyatakan negatif setelah dua kali tes darah.

Namun, pasangan yang telah melakukan perjalanan ke Fiji dan Kepulauan Solomon pada 23 April-16 Mei 2016 dikonfirmasi terinfeksi virus chikungunya, demikian pernyataan departemen tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ANT/CNA
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com