Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Islam Mengenang Muhammad Ali, Ikon Pejuang Hak Sipil

Kompas.com - 06/06/2016, 15:48 WIB

PHOENIX, KOMPAS.com — Kepergian petinju legendaris Muhammad Ali tidak hanya diratapi penggemarnya.

Bersama Ali, dunia Islam kehilangan seorang ikon perjuangan hak sipil di tengah geliat Islamofobia yang sedang menguat di Barat, seperti dirilis Deutche Welle, Senin (6/6/2016).

Dari semua perjalanan Ali ke negara-negara Muslim, lawatan ke Mesir tahun 1964 adalah yang paling simbolis.

Hal itu terutama mengenai fotonya bersama penguasa Nil, Gamal Abdul Nasser, yang tersenyum dan hingga kini dianggap salah satu ikon perjuangan antikolonialisme di Arika dan Asia.

Pertemuan itu sejak awal menjadi kontroversi. Nasser menyulut sikap curiga AS karena kedekatannya dengan Uni Soviet.

Namun, untuk penduduk di kedua benua, Ali justru dianggap sebagai pahlawan kemerdekaan.

Sebaliknya, saat itu Ali baru mengawali karier tinjunya dan mewakili "imperalis" Amerika Serikat sebagai pejuang hak sipil untuk warga kulit hitam yang tertindas.

Ali disambut oleh Nasser yang dianggap musuh nomor wahid Washington yang menyisakan rasa getir buat sebagian penduduk AS.

Jenius ring tinju yang meninggal dunia pada usia 74 tahun, Jumat (3/6/2016), itu naik pamor ketika gesekan rasial di AS sedang menghangat dan perang Vietnam berkecamuk.

Pada tahun-tahun itu pula dunia Islam terseret dalam Perang Dingin, terutama sikap Ali menolak terlibat dalam perang Vietnam yang membuahkan dukungan di seluruh dunia.

“Tidak seorang Viet Cong pernah memanggil saya seorang negro,” tutur Ali.

“Jadi, saya akan dipenjara. Lalu kenapa? Kami telah dipenjara selama 400 tahun,” imbuhnya merujuk pada nasib kelompok Afrika-Amerika.

“Kaum Muslim membutuhkan seorang pahlawan dan tidak ada atlet Muslim lain yang mencapai apa yang telah dicapai oleh Clay,” kata Mohammed Omari, profesor Syariah Islam di Universitas Al-Bayt di Jordania.

Raja Jordania Abdullah II menulis, "Ali berjuang keras, tidak cuma di atas ring tinju, tetapi juga demi hak sipil. Dunia kehilangan seorang juara yang tinjunya menggema melintasi batas negara dan bangsa.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com