Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duterte Juga Ajak Warga Sipil Bunuh Pengedar Narkoba

Kompas.com - 06/06/2016, 05:47 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte tak cuma meminta aparat penegak hukum untuk membasmi para gembong narkoba, tapi juga warga sipil bersenjata.

Dia bahkan mendesak warganya untuk tak segan menembak dan membunuh para pengedar narkoba, yang tak mau ditahan dan malah melawan.

Dalam sebuah sambutan yang disiarkan jaringan televisi nasional itu, Sabtu (4/6/2016), Duterte terlihat berbicara di hadapan kerumunan warga dalam jumlah besar di Davao, FIlipina.

Selanjutnya, sama seperti kepada para penegak hukum, warga yang 'berhasil' membunuh gembong narkoba juga akan mendapatkan hadiah.

Baca:Sayembara Pembunuhan Gembong Narkoba di Filipina Dimulai, Hadiah I Rp 45 Juta Terbayar

"Please, bebaskan diri anda untuk mengontak kami, mengontak polisi, atau lakukan sendiri jika anda memiliki senjata, anada akan saya dukung," kata Duterte seperti dikutip Kantor Berita Associated Press. 

Duterte menekankan, peningkatan upaya peperangan terhadap gembong narkoba memang tak hanya melibatkan aparat penegak hukum.

Dia menyebutkan, jika ada seorang pengedar narkoba yang tak mau ditangkap atau bahkan menyerang balik, maka warga boleh membunuhnya.

"Kalian boleh membunuhnya," kata dia. "Tembak mereka dan anda akan mendapat medali kehormatan dari saya," sambungnya. 

Hadiah
Minggu sebelumnya, Duterte sudah mengeluarkan desakan kepada pasukan keamanan untuk segera memulai pemberantasan pelaku kriminal di Filipina.

Dia tak sungkan memerintahkan penegak hukum untuk membunuh para penjahat.

Selasa lalu, Duterte pun mengumumkan hadiah sebesar 21.000 dollar AS atau kira-kira Rp 285 juta, bagi penegak hukum yang mampu membunuh gembong narkoba dalam skala nasional.

Jumlah lebih kecil ditawarkan untuk mereka yang membunuh penjahat pada "level' di bawahnya.

Kampanye penanganan masalah obat terlarang dan kriminalitas di Filipina tersebut telah menghipnotis warga Filipina yang berharap ada solusi cepat atas masalah tersebut.

Di sisi lain, pegiat hak asasi manusia dan sejumlah pihak lain pun mengeluarkan kritikan dan bahkan kecaman atas kebijakan Sang Presiden baru.

Mereka menyebut, apa yang dilakukan Duterte mengarah kepada tindakan ekstrayudisial dan menghancurkan tatanan hukum yang ada di negara itu.

Sementara itu, pihak kepolisan telah mengeluarkan konfirmasi bahwa setidaknya ada 15 pelaku kejahatan narkoba yang tewas terbunuh sejek 24 Mei lalu. Jumlah itu termasuk gembong Secretaria dan kelompoknya.

Sekalipun demikian, otoritas penegak hukum ini berkeras, tindakan penembakan tersebut dilakukan karena para tersangka melakukan perlawanan.

Dengan demikian, tak ada tindakan yang melawan hukum yang dilakukan polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com