Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Miliarder China Terus Meningkat, Pelit Memberikan Sumbangan Amal

Kompas.com - 01/06/2016, 06:37 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Jumlah miliarder China terus bertambah, yakni sekitar  30-40 persen per tahun, namun juga paling pelit dalam memberikan sumbangan untuk kegiatan amal.

Menurut laporan dari Dana Pembangunan PBB (UNDP), jumlah sumbangan yang disalurkan untuk amal dari China jauh lebih sedikit dibandingkan dari Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Seperti dilaporkan oleh Voice of America, Selasa (31/5/2016), UNDP mengatakan, donasi China hanya sekitar empat persen dari donasi dari AS atau Eropa.

Menurut studi yang dilakukan majalah Forbes, jumlah miliarder China naik 38 persen pada tahun 2015.

Nilai kekayaan bersih para miliarder China pun naik 170 miliar dollar AS atau setara Rp 2.517,7 triliun menjadi 830 miliar dollar atau setara Rp 5.176,4 triliun pada tahun 2015.

China adalah negara dengan jumlah miliarder terbanyak kedua setelah AS.  

Lantas mengapa China paling pelit dalam memberikan sumbangan?

“Salah satu penyebabnya adalah kurangnya transparansi dalam organisasi amal,” kata

Gu Qing, Wakil Direktur UNDP urusan Kemiskinan, Keadilan dan Pemerintahan di China.

“Juga maraknya kecurigaan mengenai penggunaan dana yang digalang bagi kesejahteraan sosial,” tambah Gua kepada VOA.

Menurut Gu, “Terdapat beberapa skandal besar mengenai penggunaan dana yang dikumpulkan untuk amal. Dan (juga) tidak banyak keringanan pajak untuk mendorong donasi.”

Kerangka kerja hukum dan kebijakan di China yang tidak jelas juga menyebabkan para miliarder itu enggan beramal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com