Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cameron: Brexit Bisa Menyebabkan Biaya Liburan Keluarga Jadi Mahal

Kompas.com - 24/05/2016, 22:56 WIB

LONDON, KOMPAS.com –  Biaya liburan keluarga ke Eropa dapat meningkat hingga 230 poundsterling atau sekitar Rp 4,6 juta jika jika Inggris keluar dari Uni Eropa.

Perdana Menteri Inggris David Cameron mengungkapkan hal itu pada Selasa (24/5/2016) menjelang pemungutan suara pada bulan depan.

“Semua bukti menunjukkan penurunan nilai pound setelah pemungutan suara meninggalkan Uni Eropa,” katanya sebagai peringatan terkininya.

Ia menambahkan, “Nilai pound yang lemah berarti penghematan yang dilakukan susah payah tidak akan banyak berarti untuk liburan di luar negeri.”

Pada Senin (23/5/2016), Kementerian Keuangan Inggris mengatakan, memilih keluar dari Uni Eropa – yang populer disebut dengan Brexit - bisa menyebabkan penurunan langsung nilai pound sebesar 12 persen.

Penurunan nilai pound akan memicu peningkatan biaya untuk makanan, minuman, dan akomodasi untuk keluarga, yang bepergian ke luar negeri.

Ulasan menunjukkan bahwa rata-rata, setelah dua tahun, keluarga terdiri atas empat orang akan menghabiskan 230 pound lebih banyak dalam liburan delapan malam di Eropa setelah Brexit.

Brexit atau British Exit merujuk pada isu Inggris keluar dari Uni Eropa menjadi isu penting di kawasan Eropa.

Menurut Cameron, pilihan yang dihadapi rakyat Inggris pada 23 Juni nanti semakin jelas, antara kepastian dan ketidakpastian.

Kepastian dan keamanan ekonomi jika Inggris tetap bergabung di Uni Eropa. Sebaliknya, situasi stabil saat ini akan jatuh ke dalam ketidakpastian yang akan menaikkan berbagai harga kebutuhan.

Cameron juga memperingatkan, suara untuk Brexit bisa menyebabkan resesi, jatuhnya nilai pound, dan hilangnya setengah juta pekerjaan.

PM Cameron memimpin kampanye untuk menjaga Inggris tetap tergabung dalam Uni Eropa menjelang referendum  pada Juni nanti.  

Hasil referendum itu akan memiliki konsekuensi yang luas bagi perekonomian negara, peran Inggris dalam perdagangan dunia, dan status diplomatik globalnya.

Andy Clarke, Kepala Eksekutif Jaringan Supermarket Asda, mengatakan, Brexit akan menyebabkan ketidakpastian pada harga. Ia menekankan, perusahaannya ingin Inggris untuk tetap bergabung di Uni Eropa.

Namun, kampanye pesaing untuk 'keluar' dari Uni Eropa menyangkal analisis pemerintah dengan mengatakan bahwa kebijakan "proteksionis" Uni Eropa mendorong kenaikan harga.

"Tidak apa-apa untuk bisnis besar tapi tidak baik untuk keluarga Inggris," kata pemimpin ‘Vote Leave’, Matius Elliott.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com