Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temui Penganut Baha'i, Putri Mantan Presiden Iran Dikecam

Kompas.com - 16/05/2016, 17:47 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com - Pertemuan antara Akbar Hashemi Rafsanjani, mantan presiden Iran, dengan pemimpin perempuan komunitas Baha'i, memicu kontroversi.

Faezeh Hashemi belum lama ini bertemu dengan Fariba Kamalabadi, salah seorang pemimpin Baha'i yang diizinkan keluar dari penjara selama lima hari. Demikian kabar dari media Iran.

Sebuah foto yang diunggah ke media sosial di mana Faezeh, yang mengenakan kerudung, duduk di sebelah Kamalabadi dan beberapa perempuan Baha'i, yang semuanya tak berkerudung.

Para tokoh konservatif Iran mengecam pertemuan ini dan mengkritik Rafsanjani yang dikenal moderat itu. Rafsanjani sendiri mengakui putrinya telah membuat kesalahan yang harus diperbaiki.

"Sekte Baha'i diciptakan kolonialis. Ini adalah sebuah sekte yang menyimpang yang tak akan pernah kami akui," ujar Rafsanjani.

Namun, dalam wawancaranya dengan stasiun televisi Euronews bahasa Persia, Faezeh mengatakan, pertemuan itu tak lebih dari kunjungan antar-teman.

"Itu adalah sebuah kunjungan normal dan tak menyakiti siapapun. Saya hanya mengunjungi seorang teman. Itu saja," ujar Faezeh.

Kamalabadi ditangkap delapan tahun lalu bersama enam pemimpin Baha'i dan dijatuhi hukuman penjara 20 tahun untuk beberapa dakwaan termasuk kegiatan mata-mata.

Faezeh mengenal Kamalabadi saat dia dipenjara pada 2012 atas dakwaan menyebar propaganda untuk melawan pemerintah.

Kontroversi muncul setelah pada Sabtu (14/5/2016), Washington meminta Teheran untuk membebaskan tujuh pemimpin kelompok minoritas Baha'i.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, John Kirby juga menyerukan agar Teheran menjamin kebebasan berekspresi, beragama, berpendapat dan berkumpul untuk warga negeri itu.

Sekte Baha'i, didirikan pada abad ke-19 di Iran, tak diakui sebagai agama oleh pemerintah negeri itu.

Para penganut Baha'i dianggap "kafir" dan "mata-mata" Israel, karena pusat agama ini berada di kota Haifa, Israel.

Haifa yang berada di pesisir Laut Tengah itu terkenal dengan taman-taman di Pusat Baha'i Dunia yang merupakan lokasi ziaran para pengikut sekter ini.

Di Iran, para penganut Baha'i tidak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan tinggi, menjadi pegawai negeri atau menggelar sesi keagamaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com