Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Penyidik Tragedi 9/11 Sebut Saudi di Belakang Serangan WTC

Kompas.com - 12/05/2016, 23:09 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Seorang mantan anggota komisi independen yang melakukan investigasi serangan 11 September mengklaim bahwa Pemerintah Arab Saudi menyokong para penyerang.

John F Lehman, yang menjadi anggota Komisi 9/11 dari 2003 hingga 2004, mengatakan, terdapat sangat banyak bukti yang melibatkan sejumlah pegawai Kementerian Urusan Agama Islam Arab Saudi.

"Banyak individu Arab Saudi yang terlibat dan mendukung para pembajak pesawat, dan beberapa orang itu bekerja untuk Pemerintah Saudi," ujar Lehman.

Dugaan adanya keterkaitan antara para petinggi Arab Saudi dan serangan terhadap Menara Kembar WTC itu sudah lama menjadi bahan pembicaraan.

Terlebih lagi, 15 dari 18 pembajak pesawat terbang yang ditabrakkan ke kedua menara itu adalah warga Arab Saudi, sama seperti pendiri Al Qaeda, Osama bin Laden.

Laporan Komisi 9/11 pada 2004 tak menunjukkan bukti kuat kaitan antara Riyadh dan para pelaku serangan.

"Arab Saudi sudah sejak lama dianggap sebagai penyokong dana utama Al Qaeda, tetapi kami tak menemukan bukti bahwa Pemerintah Saudi atau pejabatnya mendanai organisasi itu," demikian isi laporan tersebut.

Namun, kontroversi berlanjut ketika bagian dari penyidikan kongres yang tidak dirilis yang dikenal dengan nama "28 pages" tetap dirahasiakan.

Mantan Presiden AS, George W Bush, mengklaim, publikasi ke-28 halaman itu akan membahayakan keamanan nasional AS.

Sementara itu, mantan Ketua Komisi 9/11 khawatir, publikasi material yang masih mentah itu justru akan membahayakan orang-orang yang tak bersalah.

Namun, keluarga dari 2.977 korban tewas dalam tragedi itu menuntut agar dokumen itu dipublikasikan. Tuntutan ini banyak didukung tokoh ternama AS, salah satunya mantan Wali Kota New York, Rudi Giuliani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com