Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panama Papers Sebut Arab Saudi Biayai Kampanye Pemilu PM Israel

Kompas.com - 10/05/2016, 17:43 WIB

TEL AVIV, KOMPAS.com - Sebuah situs berita asal Turki, Middle East Observer mengabarkan temuan mengejutkan berdasarkan data dari dokumen Panama Papers.

Menurut situs ini, Izaac Herzog, pemimpin parlemen Israel, Knesset, menyebut Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz mendanai kampanye pemilihan PM Israel Benyamin Netanyahu.

"Pada Maret 2015, Raja Salman mendepositkan 80 juta dolar AS (lebih dari Rp 1 triliun), untuk mendukung kampanye Netanyahu," kata Herzog seperti terdapat dalam Panama Papers.

"Uang itu dikirimkan lewat seorang warga Suriah-Spanyol, Mohamed Eyad Kayali. Uang tersebut dimasukkan ke akun sebuah perusahaan di British Virgin Islands milik Teddy Sagi," ujar ketua Partai Buruh Israel itu.

Teddy Sagi, adalah seorang pengusaha dan miliarder Israel yang kemudian mengalokasikan uang itu untuk mendanai kampanye pemilihan PM Benyamin Netanyahu.

Sejauh ini belum diperoleh pernyataan resmi dari pemerintah Israel maupun Kerajaan Arab Saudi terkait masalah ini.

Namun, sejumlah media banyak menulis bahwa meski di atas kertas Arab Saudi dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik, tetapi para petinggi kedua negara kerap bertemu secara rahasia.

Dalam sebuah artikel yang dirilis bloomberg.com pada 4 Juni 2015, menyebut sejak awal 2014 para pejabat kedua negara setidaknya sudah lima kali menggelar pertemuan rahasia.

Salah satu alasan kedua musuh bebuyutan ini bisa bertemu karena keduanya memiliki musuh bersama yaitu Iran.

Meski demikian, di ranah diplomasi, Arab Saudi tetap tidak mengakui keberadaan Israel dan Israel juga tak menerima inisiatif perdamaian Saudi terkait pembentukan negara Palestina.

Bloomberg menulis, kelima pertemuan rahasia Israel dan Arab Saudi terjadi dalam jangka waktu 17 bulan dan digelar di India, Italia dan Republik Ceko.

Pada awal tahun ini di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, kepada CNN, PM Benyamin Netanyahu membuat pernyataan mengejutkan.

"Arab Saudi mulai melihat Tel Aviv sebagai 'sekutu ketimbang musuh' karena menghadapi dua ancaman besar yang sama yaitu ISIS dan Iran," ujar Netanyahu saat itu.

Apalagi, kedua Israel dan Arab Saudi sama-sama menentang kesepakatan nuklir yang diteken Iran dengan negara-negara utama Barat, termasuk Amerika Serikat.

Baik Israel dan Arab Saudi sama-sama menilai bahwa kesepakatan nuklir itu akan dengan cepat meningkatkan peran Iran di kawasan Timur Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com