Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu Filipina Dibayangi Kekerasan, 100.000 Polisi Dikerahkan untuk Pengamanan

Kompas.com - 09/05/2016, 09:55 WIB

KOMPAS.com — Jutaan pemilih Filipina berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara, Senin (9/5/2016), untuk memilih presiden baru.

Enam calon presiden yang tampil dalam pilpres kali ini, dengan kandidat terkuat adalah mantan Wali Kota Davao, Ridrigo Duterte.

Komisi pemilihan umum mengatakan, hasil pemungutan suara awal akan diketahui pada Senin petang.

Pilpres kali ini berlangsung bersamaan dengan pemilihan kepala daerah, yakni 1.634 daerah tingkat dua dan 81 provinsi.

Terkait dengan pemilu ini, keamanan ditingkatkan. Sekitar 100.000 polisi dikerahkan karena kekhawatiran akan kekerasan akibat ketegangan antara pihak-pihak pendukung calon presiden maupun calon kepala daerah.

Enam calon akan bersaing untuk menggantikan Presiden Benigno Aquino, yang tidak bisa mencalonkan diri lagi setelah masa jabatan enam tahunnya berakhir.

Enam kandidat itu, selain Duterte, yaitu Grace Poe, Manuel "Mar" Roxas, Jejomar "Jojo" Binay, Miriam Santiago, dan Ferdinand "Bongbong" Marcos.

Jajak pendapat memperlihatkan calon yang unggul adalah Duterte, yang menurut beberapa pihak bersikap otoriter.

Pada masa kampanye, Duterte sering melontarkan komentar yang kontroversial terkait pemerkosaan dan pembunuhan atas seorang misionaris perempuan asal Australia di penjara Davao tahun 1989.

Politik Filipina sejak dulu sering diwarnai oleh kekerasan dan sepanjang masa kampanye pemilihan presiden kali ini sudah 15 orang tewas.

Hari Sabtu (7/5/2016), Armando Ceballos yang merupakan salah seorang calon independen untuk Wali Kota Lantapan, Filipina selatan, tewas dibunuh oleh sekelompok pria bersenjata yang menyerbu rumahnya.

Pemilihan umum kali ini juga diwarnai dengan bocornya data pribadi sekitar 55 juta pemilih karena diretas. Komisi Pemilu Filipina sudah menegaskan bahwa kebocoran tidak akan memengaruhi proses pemilihan presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com