Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan ke Kamp Pengungsi Suriah Bisa Disebut 'Kejahatan Perang'

Kompas.com - 06/05/2016, 16:43 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com – Pejabat senior Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jumat (6/5/2016), mengatakan, serangan udara ke sebuah kamp pengungsi Suriah yang menewaskan sedikitnya 28 orang,  bisa dianggap sebagai kejahatan perang.

Kepala Urusan Kemanusiaan PBB, Stephen O'Brien, menyerukan penyelidikan terhadap serangan atas kamp Kamouna, di Provinsi Idlib, Suriah, yang terjadi pada Kamis (5/5/2016).

Media melaporkan, serangan di daerah yang dikuasai kelompok oposisi Suriah diilancarkan oleh jent-jet tempur Rusia atau Suriah, tetapi hal ini belum dipastikan.

Serangan pada hari Kamis terjadi sehari setelah dikukuhkannya perpanjangan gencatan senjata.

Pasukan pemerintah Suriah dan oposisi moderat sepakat atas gencatan senjata sementara di sekitar kota Aleppo, menyusul tekanan dari AS dan Rusia.

Suatu gencatan senjata parsial diberlakukan secara nasional sejak Februari, namun telah berulang kali dilanggar. Dalam dua minggu ini, 300 orang tewas.

PBB telah memperingatkan bahwa jika gencatan senjata nasional gagal, itu akan menjadi 'bencana' dan bisa mengakibatkan sekitar 400.000 lagi warga mengungsi ke perbatasan dengan Turki.

"Kecurigaan pada awalnya akan tertuju pada pemerintah Suriah dan kami akan ingin memastikan bahwa mereka, atau siapa pun itu, sepenuhnya dimintai  pertanggungjawabannya atas tindakan yang benar-benar keji ini," kata O'Brien.

"Tidak perlu ragu bahwa semua tindakan yang mengerikan itu, di mana pun terjadi dan siapa pelakunya, takkan dilupakan. Mereka akan dimintai pertanggungjawaban secara hukum," katanya.

Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) melaporkan, dalam serangan pada Kamis itu 28 orang tewas, termasuk perempuan dan anak-anak. Juga lebih dari 50 orang luka-luka.

Diberitakan sebelumnya, gencatan senjata sejak 27 Februari didorong oleh PBB dan aliansi pemerintah Suriah, Rusia.

Gencatan senjata ini ditujukan untuk mengakhiri pertempuran antara pasukan rezim dan pemberontak. Namun, kesepakatan ini tak berlaku dengan kelompok teroris yang ada di sana. 

Rabu malam lalu, pasukan Suriah menyatakan setuju untuk melakukan gencatan senjata selama dua hari, terhitung mulai dari pukul 1.00 waktu setempat, Kamis.  Setelah itu, sepanjang Kamis, kota itu pun menjadi lebih tenang.

Penghuni kota yang sebelumnya takut keluar rumah, mulai mengeluarkan meja dan kursi untuk menikmati matahari, teh hitam, dan rokok. 

Toko-toko pun kembali buka, di mana mereka umumnya menjual buah dan sayuran. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com