Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aquino Bersumpah untuk Melumpuhkan Kelompok Abu Sayyaf

Kompas.com - 27/04/2016, 19:58 WIB

MANILA, KOMPAS.com – Presiden Filipina, Benigno Aquino, untuk pertama kalinya mengeluarkan pernyataan terbuka terkait pemenggalan kepala sandera asal Kanada oleh militan Abu Sayyaf.

Pada Rabu (27/4/2016), Aquino bersumpah untuk mencurahkan seluruh energinya untuk melumpuhkan militan yang berbasis di Filipina selatan itu sebelum ia mengakhiri masa jabatan dalam dua bulan ini.

Seperti telah dilaporkan sebelumnya, Abu Sayyaf telah memenggal sandera berwarga negara Kanada, John Ridsdel (68) dan kepalanya ditemukan di Pulau Jolo, Filipina selatan,  Senin (25/4/2016).

Ridsdel adalah seorang mantan eksekutif pertambangan. Ia diculik bersama tiga orang lainnya pada 2015 ketika mereka sedang berlibur di di sebuah pulau di Filipina selatan.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengutuk eksekusi itu sebagai "pembunuhan berdarah dingin".

Masalah keamanan memang telah menjadi persoalan terbesar di Filipina selatan. Padahal Pakta Perdamaian 2014 telah diterima Manila dan Abu Sayyaf untuk mengakhiri konflik 45 tahun.

"Jadi, ASG (Grup Abu Sayyaf), dan siapapun yang membantu mereka, kalian memilih hanya bahasa kekerasan, dan kami akan berbicara kepada kalian juga hanya dengan bahasa itu," kata Aquino dalam sebuah pernyataan, Rabu.

“Mungkin akan jatuh korban. Namun, namun hal yang sangat penting adalah menetralkan aktivitas kriminal ASG,” kata Presiden Filipina itu.

Tentara Filipina mengatakan, kepala terpenggal telah ditemukan di Jolo, pulau terpencil, Senin (25/4/2016).

Penemuan itu terjadi lima jam setelah berakhirnya batas waktu pembayaran tebusan seperti yang dimintakan Abu Sayyaf terhadap pemerintah Kanada. Polisi mengkonfirmasi kepala itu milik Ridsdel.

Juru bicara militer Filipina Mayor Filemon Tan, Rabu ini, mengatakan, warga menemukan mayat tanpa kepala di sungai kering, dekat hutan tempat kepala Ridsdel ditemukan.

"Kami masih memverifikasi jika mayat itu adalah John Ridsdel," kata Tan kepada wartawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com