Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mayat Tanpa Kepala Ditemukan di Jolo, Filipina Selatan

Kompas.com - 27/04/2016, 18:52 WIB

MANILA, KOMPAS.COM – Penduduk desa di Filipina selatan menemukan mayat tanpa kepala, Rabu (27/4/2016), atau dua hari setelah pemenggalan sandera warga Kanada.

Keamanan di Filipina selatan terancam meskipun sudah ada Pakta Perdamaian 2014 antara pemerintah dan kelompok pemberontak Muslim untuk mengakhiri 45 tahun konflik.

Juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina, Mayor Filemon Tan mengatakan, mayat tanpa kepala ditemukan warga di sebuah sungai kering.

Sungai itu berada dekat hutan tempat kepala John Ridsdel (68) ditemukan, Senin (25/4/2016), di Pulau Jolo. Ia diyakini telah dipenggal militan Abu Sayyaf, kelompok yang menyanderanya.

Tan mengatakan, dua pria menggunakan sepeda motor telah menjatuhkan kantong plastik berisi kepala, yang kemudian diidentifikasi sebagai Ridsdel.

Ridsdel, seorang mantan eksekutif pertambangan, ditangkap oleh militan Abu Sayyaf bersama tiga orang lainnya pada September 2015 saat mereka berlibur di sebuah pulau di Filipina.

Terkait dengan penemuan jasad tanpa kepala, Tan mengatakan, polisi masih melakukan uji forensik.

"Kami masih memverifikasi apakah itu mayat John Ridsdel," kata Tan.

Menurut Tan, tidak ada bekas darah yang ditemukan sungai kering itu. Hal ini mengindikasikan bahwa korban tidak dipenggal di tempat tersebut.

Tiga sandera lainnya masing-masing warga Kanada, Norwegia, dan seorang perempuan warga Filipina.

Ketiganya tampil dalam video yang diunggah militan pada Maret lalu, meminta agar pemerintah Kanada memunuhi permintaan uang tebusan sekitar Rp 84 miliar.

Abu Sayyaf mengancam jika tebusan tidak dibayarkan hingga Senin (25/4/2016), maka salah satu sandera akan dieksekusi. Hal itu benar terjadi, yakni Ridsdel menjadi korbannya.

Eksekusi Ridsdel dikecam Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau yang menyebutnya sebagai tindakan "pembunuhan berdarah dingin."

Abu Sayyaf adalah kelompok militan yang kecil namun sering kejam dalam melakukan penculikan, pengeboman, pemerasan, dan pemenggalan sandera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com