Bom Burung, Senjata Baru Kelompok Boko Haram

ABUJA, KOMPAS.com — Kelompok militan Boko Haram dikabarkan mengikatkan bahan peledak di tubuh burung untuk menciptakan senjata baru dalam perang melawan Pemerintah Nigeria.

Temuan ini disampaikan komandan pasukan koalisi Afrika yang memerangi Boko Haram dalam sebuah pertemuan dengan para diplomat Amerika Serikat.

Mayor Jenderal Lamidi Adeosun memperlihatkan sejumlah foto korban serangan bom burung itu dalam pertemuan di Markas Gugus Tugas Multinasional di Chad, Rabu (20/4/2016).

Salah satu foto menunjukkan seekor burung dengan bahan peledak yang diikatkan ke punggungnya.

Adeosun menambahkan, pihaknya mendapatkan laporan intelijen bahwa sejumlah anggota ISIS bergabung dengan Boko Haram.

Namun, Adeosun melanjutkan, ISIS tampaknya kurang puas dengan Boko Haram, khususnya untuk kerja sama operasional dalam skala besar.

Ini bukanlah kali pertama burung digunakan untuk membawa bahan peledak.

Sejumlah foto yang muncul pada pertengahan tahun lalu menunjukkan, ISIS menggunakan ayam untuk membawa bahan peledak dalam pertempuran di Fallujah, Irak.

Pada Maret tahun lalu, pemimpin Boko Haram, Abubakar Shekau, menyatakan persekutuannya dengan ISIS dan menyerukan agar kelompok-kelompok militan di kawasan Afrika sub-Sahara melakukan hal yang sama.

Setelah meluaskan operasinya dari Nigeria ke Chad, Niger dan Kamerun, Boko Haram dinobatkan sebagai kelompok militan paling mematikan di dunia.

Berdasarkan indeks terorisme global, tahun lalu, Boko Haram bertanggung jawab atas kematian 6.644 orang, dan jumlah korban ini diperkirakan masih akan terus meningkat.