Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Zambia Tangkap 250 Warga Terkait Kerusuhan Lusaka

Kompas.com - 21/04/2016, 19:06 WIB

LUSAKA, KOMPAS.com - Aparat Kepolisian Zambia menangkap 250 orang terkait kerusuhan dan penjarahan, serta pembakaran dua orang di kawasan kumuh Ibu Kota Zambia, Lusaka, awal pekan ini.

Seperti yang telah diberitakan, aksi brutal itu menyasar warga Rwanda. Mereka dituduh melakukan kegiatan ritual dengan mengorbankan bagian tubuh manusia. Hal itu menyusul ditemukannya sejumlah mayat yang tak utuh Maret lalu.

Umumnya, mayat yang ditemukan itu berjenis kelamin laki-laki. Sejumlah bagian tubuhnya lenyap, seperti kuping, hati, dan juga penis.

Baca: Kerusuhan Pecah di Lusaka, 2 Orang Dibakar Hidup-hidup

Aparat kepolisian, seperti diwartakan Kantor Berita AFP, Rabu (20/4/2016) mengatakan, setidaknya ada 11 orang yang ditangkap terkait pembunuhan untuk ritual tersebut.

Abel Buhungu, anggota komisi tinggi Rwanda di Zambia mengatakan, 20 orang mengungsi ke Kedutaan Rwanda saat kerusuhan terjadi.

Dia menerangkan, kerusuhan dan penjarahan itu pecah pada Senin lalu, di daerah padat penduduk di Lusaka. Kebanyak toko-toko di kawasan itu dimiliki oleh warga Rwanda.

Dalam peristiwa ini, tak kurang dari 62 toko dihancurkan. 

Kecurigaan bahwa warga Rwanda ada dibalik pembunuhan massal itu mencuat setelah ada rumor yang menyebut ditemukan bagian tubuh manusia di dalam kulkas warga Rwanda.

Kendati demikian, polisi mengaku belum membuktikan kabar burung itu.

Selama ini, sebagian besar warga Rwanda memang menjadi pengungsi menyusul aksi genosida pada tahun 1994.

Ada tak kurang dari 6.500 warga Rwanda yang hidup di Zambia. Sebagian besar dari mereka bekerja dengan membuka toko kebutuhan pokok. Usaha mereka berkembang pesat dan jauh lebih baik dari milik warga Zambia.

Kondisi itu pulalah yang juga kemudian menyulut kecemburuan sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com