Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Kandidat Bersaing Menjadi Sekjen PBB Pengganti Ban Ki-moon

Kompas.com - 11/04/2016, 13:58 WIB

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com — Untuk pertama kalinya dalam sejarah, proses pemilihan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa akan dilakukan terbuka dan melibatkan diskusi publik. Seleksi berlangsung Juli mendatang, tetapi kandidat akan memaparkan visi mulai pekan ini.

Selama 70 tahun sejak organisasi dunia itu lahir, proses pemilihan Sekretaris Jenderal PBB berlangsung tertutup dan hanya melibatkan segelintir negara anggota. Itu pun hanya lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yakni Inggris, Perancis, Tiongkok, Rusia, dan Amerika Serikat.

Sejak September tahun lalu, negara-negara anggota memutuskan membuka proses pemilihan kandidat pengganti Ban Ki-moon yang akan mengakhiri masa tugasnya pada 31 Desember mendatang. Sekretaris Jenderal PBB yang baru mulai bertugas pada 1 Januari 2017.

Ada delapan kandidat yang sudah mendaftar sampai saat ini, yaitu empat laki-laki dan empat perempuan. Mereka akan diperkenalkan dalam Sidang Umum PBB sekaligus berkampanye dan berdiskusi secara informal selama tiga hari.

Dialog informal dijadwalkan dimulai Selasa (12/4/2016). Dalam dialog itu, masyarakat umum bisa mengajukan pertanyaan melalui anggota masyarakat sipil dan media sosial.

Seperti dipaparkan dalam siaran pers PBB, Jumat lalu, setiap kandidat akan mendapat kesempatan memaparkan visi-misinya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat. Proses ini akan disiarkan secara langsung melalui televisi dan internet selama dua jam.

Kedelapan kandidat adalah Direktur UNESCO Irina Bokova dari Bulgaria, mantan Perdana Menteri Selandia Baru dan Kepala Program Pembangunan PBB Helen Clark, mantan Komisioner UNHCR Antonio Guterres dari Portugal, mantan Presiden Slovenia Danilo Turk, mantan Menteri Luar Negeri Kroasia Vesna Pusic, diplomat senior dari Moldova Natalia Gherman, mantan Menteri Luar Negeri dan Duta Besar Macedonia untuk PBB Srgjan Kerim, dan Menteri Luar Negeri Montenegro Igor Luksic.

Ada dua kandidat lagi yang diperkirakan akan segera mendaftar, yakni Komisioner Uni Eropa Kristalina Georgieva dari Bulgaria dan Menteri Luar Negeri Argentina Susana Malcorra.

Proses seleksi akan dimulai Juli mendatang dan pengambilan suara dilakukan bertahap hingga September, saat 15 negara anggota Dewan akan mengajukan nominasi ke Sidang Umum PBB.

”Jika mereka tidak mampu memaparkan visi atau tidak mampu berkomunikasi dengan efektif atau sesederhana tidak bisa menunjukkan kepemimpinannya dan syarat lain, akan sulit bagi negara anggota Dewan Keamanan untuk mendukung mereka,” kata Duta Besar Inggris untuk PBB Matthew Rycroft.

Perempuan pertama

Kali ini, negara-negara anggota Dewan Keamanan tertantang memilih kandidat perempuan untuk pertama kali setelah selama ini delapan laki-laki memimpin PBB. Mereka juga diharapkan bisa memberi kesempatan kepada kandidat dari Eropa Timur, satu-satunya kawasan yang belum pernah dinominasikan ke posisi Sekretaris Jenderal PBB.

Sampai saat ini terdapat paling tidak 56 negara, termasuk Jepang dan Jerman, yang sudah menandatangani usulan serius untuk memberikan kesempatan kepada kandidat perempuan. Usulan ini diajukan Kolombia.

Dari lima negara anggota Dewan Keamanan, baru Inggris yang menyatakan sudah saatnya memberikan kesempatan kepada perempuan untuk memimpin PBB. Sementara keempat negara lain tetap tegas menyatakan akan mendukung siapa pun kandidat yang terbaik, laki-laki ataupun perempuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com