Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 20 Tahun, Penduduk Gaza Kembali Nonton Bioskop

Kompas.com - 10/04/2016, 08:12 WIB

GAZA, KOMPAS.com - Homam al-Ghussein masih berusia 24 tahun ketika pertama kali menonton film di bioskop. Kini, usia lelaki itu sudah 44 tahun, dan dia mengaku menantikan saat untuk kembali menonton film.

Mengapa begitu lama? Itu karena al-Ghussein tinggal di Gaza, daerah tanpa bioskop sejak 20 tahun terakhir. Hal itu terjadi karena rangkaian kekerasan pecah di sana.

Dengan segala batasan, penduduk Gaza juga tak bisa pergi begitu saja untuk menonton bioskop. Namun banyak hal mulai berubah.

Penayangan film di tempat umum sudah mulai terjadi, berkat sebuah proyek pribadi. "Rasanya luar biasa," kata al-Ghussein yang bekerja sebagai arsitek itu.

Kantong miskin
Gaza, daerah berpenduduk 1,9 juta jiwa, di Palestina, berada di bawah kendali ketat pihak keamanan Israel dan Mesir. Hanya orang dengan izin khusus yang bisa keluar masuk wilayah itu.

Selain itu, tiga perang selama tiga dekade, serta blokade, telah membuat Gaza seperti kantong kemiskinan. Di sana tak ada infrastruktur, dan pilihan untuk kegiatan hiburan pun nyaris tak tersedia.

Kelompok Islam Hamas yang memerintah di Gaza juga memberlakukan ajaran yang konservatif dengan melarang hal-hal yang berbau 'kebudayaan barat'.

Nah, karena tak ada gedung bioskop, maka pemutaran film dilakukan di gedung markas Bulan Sabit Merah.

Husam Salam yang menjadi penyelenggara "bioskop", menyatakan adanya permintaan tinggi terkait pemutaran film.

Tiap ada pertunjukkan, hadir 120-200 penonton. Kebanyakan, mereka datang dari keluarga atau kelompok pertemanan.

"Kami tak punya bioskop, tak ada perpustakaan umum. Tak ada tempat untuk kegiatan kebudayaan dan upaya pemerintah dalam hal ini sedikit sekali," kata Salam yang bekerja dengan Ain Media yang mensponsorinya.

Hati-hati memilih
Awalnya, film yang diputar adalah film bertema sejarah Palestina. Tapi kini sudah mulai muncul judul film yang lebih populer seperti karya rumah produksi animasi Pixar berjudul "Inside Out".

Sementara, film bertema kontroversial belum bisa diharapkan terputar di sini. Sebab, semua film yang akan ditayangkan, harus disetujui oleh pihak berwenang Hamas.

"Untuk tiap film, kami beri ringkasan ceritanya kepada pihak berwenang, lalu mereka memberi persetujuan," kata Salam.

Proyek ini dimulai Januari tahun ini, dengan film Oversized Coat, karya Nawras Abu Saleh, sutradara Palestina yang tinggal di Amman, Yordania.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com