Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diancam di Negaranya, Mahasiswa Gay dan Ateis Malaysia Dilindungi di Kanada

Kompas.com - 07/04/2016, 14:56 WIB

OTTAWA, KOMPAS.com — Seorang mahasiswa gay dan ateis asal Malaysia yang sedang belajar di Kanada takkan dideportasi ke negeri asalnya. Pemerintah Kanada telah memberinya perlindungan dengan status pengungsi menyusul ancaman dari orang-orang di Malaysia.

Panel para petinggi Dewan Imigrasi dan Pengungsi Kanada di Winnipeg, Rabu (6/4/2017), menyatakan, Hazim Ismail akan dilindungi. Itu artinya dia tidak dapat dideportasi ke Malaysia.

"Saya mencoba berjuang untuk bertahan hidup karena Malaysia tidak menyambut kaum homoseksual," kata Hazim.

"Itu luar biasa dan saya merasa benar-benar dicintai dan dihargai," katanya sambil mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah mendukungnya.

Hazim mengatakan, dia masih berusaha untuk memproses perkembangan terbaru. Selama berbulan-bulan sebelumnya, dia dirundung kecemasan atas kemungkinan harus kembali ke Malaysia, sementara negaranya menghukum kaum homoseksual.

Populasi Malaysia didominasi Muslim dan merupakan salah satu negara dengan jumlah pemeluk Islam terbesar. Malaysia juga termasuk negara yang ketat dalam urusan kehidupan beragama, sementara Hazim seorang ateis.

Bashir Khan, pengacaranya, mengatakan, "Hazim diterima sebagai pengungsi pengaju dan kini sebagai orang yang dilindungi. Ini adalah salah satu dari kasus-kasus dengan bukti yang kuat."

Pengacara Hazim menambahkan, "Klien saya sangat kredibel dan dia telah mendapat dukungan publik yang luar biasa. Semua bergandengan dan dia memenangkan klaimnya tanpa terlalu banyak perjuangan di ruang sidang hari ini."

Mitra, teman, dan pendukung Hazim memeluknya setelah panel mengumumkan keputusannya setelah 20 menit sidang pada 5 April.

Hazim mengatakan. keluarganya, yang beragama Islam, tidak mengakui dia. Mereka tidak lagi membiayai kuliahnya tahun lalu setelah mengetahui bahwa Hazim adalah gay dan seorang ateis.

Kisahnya menjadi perhatian publik setelah kampanye GoFundMe diluncurkan pada Desember tahun lalu untuk membantu biaya kuliahnya untuk semester yang tersisa.

Para mahasiswa sahabatnya mengatakan, Hazim mempertimbangkan untuk kembali ke Malaysia dan mencoba untuk "menyamar" agar bisa menjalani hidupnya.

Setelah kasusnya menarik perhatian media di Malaysia, ia mulai mendapat komentar homofobia dan bahkan ancaman.

Hazim mengklaim bahwa ia menerima surat elekronik dari seseorang yang melakukan penelitian tentang orang yang murtad di Malaysia.

Orang itu, kata Hazim, ingin menemuinya secara pribadi untuk mengungkapkan nama-nama orang murtad itu. Ia pun stres, tetapi rekan para mahasiswa di Kanada menolongnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Ibtimes
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com