Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Tumbangkan Gunnlaugsson, "Panama Papers" Bawa Berkat buat Johannsson

Kompas.com - 07/04/2016, 12:47 WIB

REYKJAVIK, KOMPAS.com – Skandal "Panana Papers" yang menumbangkan Sigmundur David Gunnlaugsson dari jabatan Perdana Menteri Islandia justru menjadi berkat bagi Sigurdur Ingi Johannsson. Menteri Perikanan Islandia itu ditujuk untuk menggantikan Gunnlaugsson.

Islandia mengumumkan akan segera menggelar pemilu dini pada musim gugur mendatang.

Gunnlaugsson adalah salah satu dari 12 nama pemimpin negara yang disebut-sebut tersangkut skandal keuangan yang terungkap dalam dokumen rahasia “Panama Papers”.  

Ia menjadi politisi global pertama yang tumbang akibat skandal itu.

Gunnlaugsson meletakkan jabatannya, Selasa (5/4/2016).  Beberapa hari sebelumnya ia telah berada dalam tekanan setelah warga menandatangani petisi yang menuntutnya mundur.

Menurut bocoran data “Panama Papers”,  Gunnlaugsson dan istrinya membeli Wintris Inc, perusahaan di wilayah Kepulauan Virgin Inggris (BVI), Desember 2007. Dia mengalihkan 50 sahamnya kepada istri dengan jumlah simbolik sebesar satu dolar AS, 31 Desember 2009.

Bocoran data "Panama Papers", seperti dirilis Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ), menyebutkan, Wintris memiliki investasi dalam obligasi di tiga bank Islandia. Namun, semua bank itu telah bangkrut.

Pemerintah di Reykjavik mengatakan, keputusan untuk mengadakan pemilu dini pada musim gugur itu akan memberikan ruang untuk pejabat terkait menindaklanjuti salah satu perubahan kebijakan ekonomi terbesar dalam beberapa dekade ini.

Langkah itu untuk mengakhiri kontrol modal yang telah diperkenalkan untuk menyelamatkan perekonomian nasional akibat krisis keuangan tahun 2008.

Johannsson, yang juga pernah menjabat menteri pertanian, mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah lebih fokus pada proyek-proyek besar yang tiga tahun terakhir tertunda akibat kebijakan kontrol modal.

Kubu oposisi telah berusaha untuk mendesak segera dilakukan pemilu baru dalam waktu dekat. Mereka menyatakan tidak percaya lagi kepada pemerintahan saat ini, yang dilihat bisa membawa pergeseran politik yang radikal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com