Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyuap Belikan Istri Assad Vas dan Lampu Armani Seharga Rp 49,3 Juta

Kompas.com - 06/04/2016, 19:31 WIB
Pascal S Bin Saju

Penulis

PANAMA CITY, KOMPAS.com –  Bocoran data “Panama Papers” memberikan sorotan tajam pada modus operandi seorang pengusaha Suriah yang berbasis di London, Inggris. Ia dilaporkan bertindak sebagai seorang tukang suap (fixer) untuk diktator Suriah, Bashar al-Assad dan istrinya.

Pengusaha itu adalah Soulieman Marouf (43), seperti dilaporkan International Business Times atau Ibtimes, Rabu (6/4/2016). Ia sudah biasa membeli barang-barang mewah untuk memenuhi selera tinggi pasangan yang paling berkuasa di Suriah itu.

Marouf disebut sebagai pengusaha Suriah yang memiliki enam properti mewah di London. Namanya disebut dalam  dokumen “Panama Papers” dari firma hukum Panama, Mossack Fonseca, yang bocor ke media dan dirilis Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ).

Media Inggris lainnya, The Guardian, melaporkan, pengusaha Suriah itu memiliki flat bernilai total 6 juta paun atau sekitar Rp 112 miliar,  termasuk apartemen riverside  di kawasan pengembangan eksklusif Vauxhall dan Battersea, dan rumah  seharga 1,3 juta paund di St John Wood, London.

Menurut mitra ICIJ, semuanya hartanya itu didaftarkan Marouf pada perusahaan cangkang di British Virgin Islands (BVI).

Marouf telah lama berhubungan dengan klan Assad. Kedekatan itu membawanya ke pusaran perang saudara Suriah. Itu pula sebabnya ia terdaftar sebagai salah satu individu yang terkena sanksi dari Uni Eropa pada tahun 2012.

Pengusaha muda pemegang paspor Inggris dengan gelar sarjana ekonomi dari University College London itu telah bertindak sebagai tukang suap untuk Assad dan istrinya, Asma. Istri Assad ini lahir, dibesarkan,  dan dididik di Inggris.

Menurut surart elektronik (e-mail) yang bocor pada tahun 2012 yang juga terekam dalam data “Panama Papers”, ketika pecah perang saudara di Suriah, Marouf membelanjakan barang di Harrods, pusat perbelanjaan mewah di London,  atas nama ibu negara Suriah.

Di Harrods, Marouf menghabiskan ribuan paund untuk membeli perhiasan dan peralatan rumah tangga bagi keluarga Presiden Assad.

Pengusaha muda itu membelikan Asma masing-masing sebuah vas dan lampu Armani bernilai 2.650 paun atau setara Rp 49,3 juta. Properti itu kemudian dikirim ke pusat komunitas Alawite-nya Assad di Lattakia, Suriah.

Menurut penyelidikan terpisah oleh The Times, Marouf juga diduga memainkan peran lain di sekitar perang saudara di Suriah, yang telah merenggut lebih dari 270.000 jiwa sejak konflik pecah pada tahun 2011. Konflik itu juga menyebabkan lebih dari 11 juta warga Suriah mengungsi.

Menurut The Times,  Marouf menyediakan dukungan keuangan untuk saluran propaganda pro-rezim  Assad, yakni Addounia TV, yang telah dituduh menghasut kekerasan terhadap demonstran.

Seorang tokoh oposisi mengklaim, ia telah berusaha untuk membeli senapan sniper untuk rezim di pasar gelap setelah kesepakatan dengan Afrika Selatan gagal.

Marouf pada beberapa kasus dilaporkan memiliki  48 juta paun di rekening bank di Swiss, Jerman, dan Timur Tengah. Ia diduga kuat telah melakukan praktik pencucian uang.

Pada tahun 2014, Uni Eropa membekukan aset Marouf. Ia juga dicegah bepergian ke luar negeri dua tahun sebelumnya saat Menlu Inggris dijabat William Hague. Hal itu memungkinkan dia terus membangun portofolio real estat di Inggris.

Pada tahun 2014 ia mendirikan Yasmeen Restaurant and Catering Limited, satu-satunya perusahaan yang aktif terdaftar atas namannya di Inggris, seperti dilaporkan Ibtimes.

Bocoran data “Panama Papers”  juga menunjukkan, Marouf  juga telah mendaftar dua perusahan lagi di BVI. Ia menggunakan perusahaan offshore itu untuk membeli flat senilai 500.000 paun di St John Wood.

Siapa pun yang memiliki perusahaan offshore dan rekening di luar negeri, termasuk di BVI, tidak inheren dengan praktik ilegal.  

Namun, fasilitas itu dapat digunakan untuk menyembunyikan aset dari petugas pajak dari dalam negeri atau pencucian uang dari sumber haram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com