Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Skotlandia Selidiki Dua Tokoh Muslim di Masjid Glasgow dan Edinburgh

Kompas.com - 01/04/2016, 07:45 WIB

GLASGOW, KOMPAS.com – Dua tokoh Muslim Skotlandia menjadi target penyelidikan oleh kepolisian setempat.  Mereka adalah Sabir Ali dari Masjid Pusat Glasgow dan Hafiz Abdul Hamid dari Masjid Polwarth Edinburgh.

Polisi Skotlandia menyelidiki dugaan keterkaitan Ali dan Hamid dengan kelompok sectarian terlarang di Pakistan.

Menuru investigasi wartawan BBC BBC, Sabir Ali, yang biasa memimpin acara-acara keagamaan di Masjid Pusat Glasgow, adalah Presiden Sipah-e-Sahaba (SSP). Hamid juga memiliki kaitannya dengan kelompok setarian itu.

SSP adalah partai politik yang sekarang dilarang oleh Departemen Dalam Negeri (Home Office). Departemen ini bertanggung jawab atas imigrasi, kontrol keamanan, dan ketertiban.

Masjid Pusat Glasgow menyatakan takkan akan mencabut Ali dari jabatannya sampai polisi berhasil membuktikan keterkaitannya dengan kelompok terlarang itu. Namun, pihak manajemen masjid juga mengutuk semua bentuk terorisme.

Terkait dengan penyelidikan oleh polisi itu, Ali menyangkal semua tuduhan tentang keterlibatannya. Sedangn Hamid menolak untuk memberikan komentarnya.

Dari bukti yang diperoleh diketahui, kedua tokoh Muslim Skotlandia itu terus terlibat dalam organisasi itu meski telah dilarang di Inggris pada tahun 2001. Namun, belum jelas apakah belakangan ini mereka masih aktif atau tidak.

Sipah-e-Sahaba adalah partai politik anti-kelompok Syiah, yang dibentuk di Pakistan pada tahun 1980-an.

Sebuah kelompok anti-Syiah di Pakistan, yakni Lashkar-e-Jhangvi (LeJ), telah mengklaim bertanggung jawab atas berbagai serangan sektarian mematikan terhadap kelompok Syiah di negara mereka.

SPP memiliki kaitan dengan LeJ. Sedangkan LeJ berkaitan dengan Taliban dan Al Qaeda, serta telah dilarang oleh Departemen Dalam Negeri Skotlandia pada 2001, yang kemudian juga dilarang di Pakistan setahun kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com