Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amnesty International Tuding Qatar Lakukan Kerja Paksa untuk Proyek Piala Dunia

Kompas.com - 31/03/2016, 14:18 WIB

LONDON, KOMPAS.com – Lembaga pegiat hak asasi manusia Amnesti International yang berbasis di London, Inggris, menuding Qatar telah melakukan kerja paksa ketika membangun fasilitas olah raga untuk ajang Piala Dunia 2022. Doha membantah tudingan itu.

Dalam laporannya yang dirilis pada Kamis (31/3/2016), Amnesty International (AI) mengatakan, puluhan pekerja konstruksi dari Nepal dan India, dipaksa tinggal di tempat kumuh. Pekerja juga diharuskan membayar biaya perekrutan yang mahal, upah rendah, dan paspornya ditahan majikan di Qatar.

AI mengaku telah mewawancarai 132 pekerja yang terlibat dalam pembangunan kembali Stadion Internasional Khalifa, sebuah kompleks olahraga yang luas di Doha. Renovasi itu merupakan bagian dari pekerjaan besar berbiaya 200 miliar dollar AS.

Selain itu, AI juga menuding FIFA hampir sepenuhnya gagal untuk menghentikan pelaksanaan turnamen olahraga internasional yang dibangun di atas pelanggaran HAM itu.

Menurut AI, seorang pejabat tinggi Qatar yang bertanggung jawab untuk pengiriman semua infrastruktur yang terkait turnamen telah mengidentifikasi tantangan yang dialami para pekerja. Doha bekerja untuk mengurangi jenis-jenis pelanggaran yang terjadi dalam konstruksi.

Doha mengatakan pihaknya prihatin atas tuduhan itu dan akan menyelidikinya. Pemerintah mengatakan kesejahteraan pekerja migran adalah prioritas utama dan menegaskan komitmen mereka untuk melakukan reformasi sistematis atas hukum perburuhan di Qatar.

Hassan Al Thawadi, Ketua Panitia Piala Dunia Qatar 2022, telah disorot  terkait "malpraktek" yang dihadapi sekitar 5.100 pekerja di stadion. Rencannya, panitian akan meningkatkan tenaga pekerja menjadi 36.000 orang dalam dua tahun ke depan.

"Kami selalu mengakui bahwa kami tidak memiliki tongkat ajaib yang bisa memperbaiki masalah dari awal," kata Thawadi di Doha, Senin, dan ia menyebut Piala Dunia sebagai "katalisator perubahan". "Kami menyelesaikan kesenjangan dari hari ke hari."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com