Indonesia Kutuk Serangan Teroris di Brussels

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan belasungkawa atas nama Pemerintah Indonesia terkait serangan terorisme di Brussels, Belgia.

Belasungkawa juga disampaikan kepada korban dan keluarga korban dalam peristiwa tersebut.

Pemerintah Indonesia mengutuk keras serangan teroris di Brussels tersebut dan berkomitmen untuk memberantas terorisme.

"Kami mengutuk serangan terorisme. Ini adalah waktu bagi kita untuk memperkuat kerja sama bersama dalam upaya kita melawan terorisme," ujar Retno di Kantor Kemenlu, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Kamis (24/3/2016).

Hal tersebut diungkapkannya seusai melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Belanda Bert Koenders di kantornya. (Baca: Kemenlu Temui Suami Korban Bom di Brussels)

Dalam kesempatan tersebut, Koenders juga menyampaikan bahwa semua pihak wajib menghadapi isu terorisme dengan ketahanan tinggi dan secara bersama-sama.

"Ada banyak kesempatan antara Indonesia dan Belanda meningkatkan hubungan untuk (membahas) isu terorisme," kata Koenders.

Seperti dikutip Kompas, otoritas keamanan Belgia, Rabu (23/3/2016), menyatakan masih mengejar Najim Laachraoui yang diidentifikasi sebagai tersangka utama serangan bom di Brussels, Selasa pagi lalu.

Sebelumnya, Laachraoui diidentifikasi dari rekaman kamera pemantau (CCTV) berjalan di Bandara Zaventem bersama dua tersangka lainnya—yang salah satunya adalah Bahrim el-Bakharoui—yang diduga kuat tewas meledakkan diri.

Adapun saudara kandung Bahrim, Khalid el-Bakharoui, meledakkan bom bunuh diri di Stasiun Metro Maelbeek.

Sebelumnya, Rabu, sejumlah media Belgia melaporkan, Laachraoui telah ditangkap. Media-media tersebut mengutip sumber anonim di departemen kehakiman.

Harian La Derniere Heure, misalnya, melaporkan, Laachraoui ditangkap di Anderlecht dalam sebuah penggerebekan polisi anti-teror.

Dua bom bunuh diri meledak di ruang lapor masuk Bandar Udara Zaventem dan satu bom meledak di Stasiun Metro Maelbeek, dekat markas Uni Eropa, menewaskan lebih dari 30 orang dan melukai setidaknya 120 orang.