Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabatan Tidak Penting Lagi bagi Suu Kyi

Kompas.com - 21/03/2016, 17:39 WIB

NAYPYITAW, KOMPAS.com – Pejuang demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi, akan mengendalikan pemerintahan melalui posisinya sebagai Ketua Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).

Suu Kyi takkan mengambil kedudukan resmi dalam pemerintahan presiden terpilih Htin Kyaw yang mulai berjalan awal April mendatang.

"Memegang jabatan tidak penting lagi. Di Amerika Serikat banyak anggota parlemen terkenal dan berpengaruh. Namun, mereka tidak memegang jabatan apa pun dalam kabinet," kata Zaw Myint Maung, juru bicara NLD, seperti dirilis Reuters, Senin (21/3/2016).

Peraih Penghargaan Nobel Perdamaian pada 1991 itu, karena berjuang mempromosikan demokrasi tanpa menggunakan kekerasan dalam menentang kekuasaan rezim militer, telah membawa NLD meraih kemenangan dalam pemilu bersejarah pada November lalu.

Konstitusi Myanmar telah melarang Suu Kyi untuk dicalonkan menjadi presiden karena mendiang suami dan dua anak mereka adalah warga negara Inggris.

"Sama halnya di sini.  Dia akan memimpin partai, sehingga dia akan memimpin pemerintahan yang dibentuk partai itu," kata Zaw Myint Maung dalam tanggapan terincinya dari NLD sehubungan dengan isu tentang seberapa jauh Suu Kyi akan mempengaruhi kekuasaan.

Politisi senior NLD lainnya, termasuk Win Htein, yang merupakan orang kepercayaan Suu Kyi, telah menyamakan sosok Suu Kyi dengan Sonia Gandhi, anak mantan Perdana Menteri India Rajiv Gandhi.

Sebagai pemimpin dari partai Kongres, Sonia Gandhi mendominasi pemerintahan pimpinan Perdana Menteri Manmohan Singh sebelum turun dari jabatannya pada 2014. Namun, ia tidak menduduki posisi dalam kabinet.

Para pemimpin NLD menyebut konstitus Myanmar tersebut "konyol". Suu Kyi telah berjanji untuk menjalankan negara dengan menggunakan seorang perwakilan sebagai presiden. Banyak kalangan juga menyebut presiden terpilih Htin Kyaw sebagai presiden bayangan.

Kyaw telah dipilih oleh parlemen yang didominasi NLD. Ia adalah sekutu dekat dan orang kepercayaan Suu Kyi. Ia menjadi presiden pertama dari kalangan sipil setelah 54 tahun Myanmar dipimpin militer.

Pada pemilu November lalu, Suu Kyi menjelaskan, dia berniat untuk memimpin pemerintahan tanpa memperhatikan apakah dirinya menjadi presiden atau tidak. Namun,  menyamakannya dengan Sonia Gandhi tidak begitu pantas. Dia tidak memberikan penjelasan lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com