Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akankah Kunjungan Obama Selesaikan Masalah AS dan Kuba?

Kompas.com - 20/03/2016, 16:50 WIB
HAVANA, KOMPAS.com - Presiden AS Barack Obama dijadwalkan memulai kunjungan bersejarahnya di Kuba pada Minggu (20/3/2016) waktu setempat.

Kunjungan ini diharapkan bisa menghapus luka lama selama lebih dari setengah abad Perang Dingin yang mengakibatkan Kuba dan AS menjadi musuh bebuyutan.

Obama menjadi presiden AS pertama yang mengunjungi Kuba sejak Fidel Castro menumbangkan rezim Fulgencio Batista dukungan AS pada 1959.

Obama juga menjadi presiden AS pertama yang berkunjung ke Kuba dalam 88 tahun terakhir setelah Presiden Calvin Coolidge.

Obama, yang mencari warisan politik bersenjarah di akhir masa jabatannya itu, dijadwalkan berjalan-jalan di kota tua Havana, Minggu malam.

Selanjutnya menggelar pembicaraan dengan Presiden Kuba Raul Castro pada Senin (21/3/2016) dan menghadiri pertandingan baseball antara Kuba dan AS sebelum bertolak pulang pada Selasa (22/3/2016).

Bagi sebagian besar warga Kuba yang bermimpi untuk bebas dari isolasi dan hidup dalam ekonomi yang lebih baik, kunjungan Obama ini menciptakan kegembiraan luar biasa.

Kota tua Havana mulai berhias, para seniman melukis gambar pemandangan dan bendera "Stars and Stripes", yang lama dianggap sebagai lambang negara musuh, di berbagai dinding gedung.

Seorang pemilik sebuah restoran terkenal bahkan memajang poster Presiden Obama, yang nampaknya baru pertama kali ada di negeri yang lebih familiar dengan poster Che Guevara itu.

"Seorang Presiden AS tiba di Havana dengan pesawat Air Force One dan disambut dengan senyum lebar, tepuk tangan dan parade musik! Tak pernah dalam mimpiku atau mimpi burukku bisa melihat hal semacam ini," ujar penulis ternama Kuba, Leonardo Padura di blog Carefuerte.

Namun, beberapa kalangan menganggap kunjungan Obama ini tak akan menyelesaikan semua pertanyaan atau membuat semua orang bahagia.

Meski Obama sudah melonggarkan larangan bagi warga Kuba yang ingin berkunjung ke Kuba, tetapi pencabutan embargo ekonomi yang berusia puluhan tahun hanya bisa diputuskan Kongres yang didominasi Partai Republik, yang tak begitu tertarik "bersahabat" dengan Presiden Raul Castro.

Politisi Republik dan aktivis HAM juga mengkritik Obama yang meneken kesepakatan dengan Castro di saat Kuba masih membatasi kebebasan mulai dari media, politik hingga perekonomian.

Para pelarian Kuba meminta Obama mendesak sebuah "perubahan radikal", terutama untuk menghentikan represi dan penggunaan kekerasan terhadap para aktivis HAM dan rival politik.

Namun, pemerintahan Raul Castro telah memperingatkan Obama bahwa negerinya tidak menerima "kuliah" soal demokrasi dalam kunjungan bersejarah itu.

Meski demikian, wakil penasihat keamanan nasional Ben Rhodes mendesak agar masalah ini tetap menjadi agenda pembicaraan.
Selain itu, Obama juga akan menggelar pertemuan dengan anggota kelompok oposisi Kuba.

Pada Selasa (22/3/2016), Obama akan berpidato di Teater Nasional dan akan disiarkan langsung di televisi Kuba. Di sinilah kesempatan bagi Obama untuk menyampaikan agendanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com