Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dia Bukan Jihadis, Bukan Teroris, Dia Hanya Butuh Uang"

Kompas.com - 15/03/2016, 16:07 WIB
SAN DIEGO, KOMPAS.com — Hakim Federal di San Diego, Amerika Serikat, Senin (14/3/2016), menjatuhkan vonis delapan tahun penjara kepada seorang warga AS keturunan Suriah yang berbohong mengenai kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Pemuda berusia 25 tahun bernama Mohamad Saeed Kodaimati itu terlihat hadir dalam persidangan yang menjatuhinya hukuman maksimum, sesuai undang-undang yang berlaku.

Seperti diwartakan Kantor Berita Associated Press, Selasa (15/3/2016), perkara ini berawal ketika Kodaimati membantah mengenal orang di dalam kelompok radikal tersebut.

Jawaban itu diberikan Kodaimati ketika menjalani wawancara dengan pihak FBI dan Departemen Dalam Negeri di Kedutaan Besar AS di Ankara, Turki, pada Maret 2015.

Sebulan kemudian, lelaki ini pun ditangkap di rumahnya di California. Sebab, dia belakangan terbukti mengetahui orang-orang yang terkait ISIS di kampung halamannya.

Bahkan dalam pengakuannya, pemuda ini menyatakan mengenal anggota ISIS di Irak yang beroperasi dalam kelompok sayap Al Nusrah, sebuah kelompok yang terafiliasi dengan Al Qaeda.

Dengan demikian, Kodaimati terbukti telah memberikan keterangan palsu, terkait aktivitas terorisme internasional.

Kemudian, setelah penangkapannya, jaksa pun merilis foto-foto Kodaimati yang sedang menenteng senjata AK-47 di Suriah.

Pengacara Kodaimati, Barbara Donovan, berkilah, kliennya berada dalam posisi yang sulit saat ditangkap dan menjalani wawancara di Ankara, kala itu.

Sebab, Kodaimati memang harus pulang ke Suriah dari AS, demi menengok dan menolong sang ibu serta keluarganya di sana.

Sementara itu, anggota ISIS yang dikenalnya adalah kawan lama yang memang sudah familiar sejak Kodaimati tinggal di sana.

"Kodaimati juga bertanya-tanya kepada sejumlah orang tentang keberadaan kawannya yang menghilang," kata Barbara.

"Dia bukan anggota kelompok radikal, dia bukan jihadis atau teroris," kata Barbara.

"Dia hanya pemuda. Kami tidak mengerti bagaimana situasi politik di sana ternyata terkait dengan mereka yang tinggal di negara tetangga. Dalam keadaan seperti itu, tentu dia akan diharapkan untuk menolong. Itu yang dilakukan Kodaimati," sambungnya. 

Kodaimati terpaksa berbohong kepada pejabat berwenang AS karena khawatir, jika dia mengungkapkan yang sebenarnya, maka perjalanannya kembali ke California akan terhambat.

"Dia harus segera kembali untuk mencari uang dan mengirimkannya untuk sang ibu," kata Barbara lagi.

Sementara itu, Hakim Anthony Battaglia menekankan, vonis delapan tahun penjara itu perlu dijatuhkan untuk memberi efek jera. Hal ini diberikan demi menghindari munculnya pengakuan-pengakuan dusta lainnya.

Kodaimati dilahirkan di Suriah, dan mendapatkan naturalisasi menjadi warga AS pada tahun 2008. Dia kemudian meninggalkan San Diego pada bulan Desember 2012.

Sejak saat itu, dia melakukan perjalanan ke Turki dan Suriah, sampai dia kembali lagi pada tahun 2015 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com