Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrokan Sektarian di Banglades, Dua Orang Tewas dan Puluhan Terluka

Kompas.com - 14/03/2016, 20:13 WIB

DHAKA, KOMPAS.com - Bentrokan sektarian pecah di Banglades, Senin (14/3/2016).  Warga Muslim mayoritas terlibat bentrok dengan anggota kelompok Islam minoritas sehingga dua orang tewas dan puluhan lainnya terluka.

Seorang pejabat Banglades mengatakan, ribuan penduduk desa berunjuk rasa di Distrik Noakhali. Mereka menuntut penghentian pembangunan sebuah masjid milik kelompok Hizbut Tauhid setempat.

Hakim M Akhiruzzaman mengatakan, "Ketika bentrokan meluas, sekitar 5.000 warga desa menyerang ratusan pengikut Hizbut Tauhid dengan tongkat dan batu. Dua orang tewas dan 60 orang luka-luka.”

“Penduduk desa juga membakar dua rumah anggota Hizbut Tauhid," tambah hakim itu.

Polisi mengatakan, ratusan anggotanya dan petugas paramiliter dikirim ke tempat kejadian perkara. Petugas menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk menghentikan bentrokan berdarah itu.

Hizbut Tauhid didirikan oleh keturunan keluarga aristokrat berabad-abad lalu.  Hizbut Tauhid telah menarik puluhan ribu anggota dari kelompok Muslim mayoritas dalam beberapa tahun ini. Pengikutnya diajak untuk melepaskan ajaran konvensional dan mengikuti ajaran Islam yang murni.

Pemerintah di negara yang mayoritas Muslim itu telah melarang peredaran salah satu buku Hizbut Tauhid. Tulisan pada buku itu telah membuat marah kelompok mayoritas karena Hizbut Tauhid mengajak para pengikutnya untuk meninggalkan ajaran Islam konvensional.

Dalam beberapa tahun terakhir, polisi telah menangkap ratusan anggota Hizbut Tauhid karena mengadakan pertemuan tertutup yang dicurigai. Banglades sedang memerangi kelompok Islam garis keras, termasuk Hizbut Tauhid karena mayoritas menilai mereka telah menyebarkan ajaran sesat.

Sementara Unit Anti-Teror Banglades menangkap dan menahan lima anggota kelompok radikal. Hal itu karena lima terduga diketahui berencana untuk menyerang perayaan Tahun Baru Bengali bulan depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com