Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Salah Eja, Peretas Gagal Bobol Bank Rp 13 Triliun

Kompas.com - 11/03/2016, 18:23 WIB
DHAKA, KOMPAS.com — Sejumlah peretas gagal menyedot uang sebesar 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 13 triliun dari sejumlah bank karena kecerobohan mereka sendiri.

Pasalnya, sang peretas salah mengeja sejumlah kata dalam instruksi online yang harus diisi agar dia bisa menarik uang yang diinginkannya.

Para peretas itu sukses menembus sistem perbankan Banglades dan mencuri kode mandat yang digunakan untuk mengesahkan transfer uang dalam jumlah besar.

Kemudian, para peretas itu menghujani Bank Cadangan Federal New York atau The Fed dengan hampir 40 permintaan pemindahan uang dari akun sejumlah bank di Banglades ke sejumlah entitas di Filipina dan Sri Lanka.

Sebanyak empat permintaan pemindahan uang sebesar total 81 juta dollar AS ke Filipina berhasil dilakukan.

Namun, permintaan kelima sebesar 20 juta dollar AS untuk dikirimkan ke sebuah organisasi nirlaba di Sri Lanka gagal terlaksana karena para peretas salah menuliskan nama LSM Shalika Foundation.

Para peretas itu salah menuliskan kata "foundation" karena mereka malah menuliskan "fandation".

Kesalahan penulisan itu membuat salah satu bank yang diincar Deutsche Bank mencari klarifikasi dari bank sentral Banglades, yang kemudian menghentikan transaksi.

Pada saat yang sama, intsruksi pembayaran dalam jumlah besar yang tak lazim serta permintaan transfer untuk sejumlah entitas pribadi memicu kecurigaan Bank Federal New York.

Kecurigaan ini membuat Bank Federal New York memperingatkan pemegang otoritas bank sentral Banglades yang akhirnya menghentikan transaksi.

Namun, salah seorang petinggi bank mengatakan, transaksi berhenti saat uang menunjukkan angka 870 juta dollar AS atau sekitar Rp 11,3 triliun.

Pihak bank sentral Banglades mengatakan telah mengembalikan sejumlah uang yang dicuri itu, dan saat ini bekerja dengan lembaga anti-pencucian uang Filipina untuk mencari sisanya.

Dana yang bisa dikembalikan awalnya dikirimkan ke Sri Lanka. Awalnya, transaksi ini diterima Pan Asia Banking Corp yang mengembalikannya ke Deutsche Bank untuk verifikasi karena jumlahnya yang sangat besar.

"Transaksi itu terlalu besar untuk negara seperti kami. Lalu, (Deutsche Bank) mencurigai transaksi itu," ujar salah seorang pejabat perbankan Banglades.

Sebulan setelah kejadian ini, Pemerintah Banglades masih berusaha mencari jejak sisa uang yang dicuri, meningkatkan pengamanan, dan memeriksa kelemahan dalam sistem mereka.

Pemerintah Banglades mengatakan, kemungkinan para peretas itu tertangkap pun kecil, dan butuh waktu berbulan-bulan untuk mengembalikan uang yang mereka curi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Mirror
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com