Uji coba senjata balistik ini digelar hanya beberapa pekan setelah Iran dan negara-negara kekuatan dunia menandatangani kesepakatan nuklir bersejarah.
Pekan ini, pasukan Garda Revolusi meluncurkan dua misil sebagai unjuk kekuatan di hadapan tekanan AS.
Setelah uji coba misil pada Selasa (8/3/2016) itu, Washington memperingatkan bahwa langkah Iran itu bisa menjadi bahan DK PBB menjatuhkan sanksi baru terhadap negeri itu.
Pada Januari lalu, AS menjatuhkan sanksi terhadap Iran terkait dengan program misil Iran.
Hanya sehari berselang, dua misil balistik Qadr-H dan Qadr-F diluncurkan dari sebuah lokasi di pegunungan Alborz di wilayah utara Iran.
Kedua misil tersebut berhasil menghantam sasaran sejauh 1.400 kilometer di Makran, wilayah tenggara Iran. Demikian Garda Revolusi.
Jenderal Amir Ali Hajizadeh, komandan departemen teknologi dirgantara Garda Revolusi, mengatakan, sanksi yang dijatuhkan AS tak berpengaruh terhadap program misil Iran.
"Semakin besar sanksi yang dijatuhkan musuh-musuh kita, maka Garda akan bereaksi lebih kuat," ujar Hajizadeh seperti dikutip kantor berita Tasnim.
Sementara itu, wakil komandang Garda Revolusi, Jenderal Hossein Salami mengatakan, uji coba misil itu menunjukkan kemampuan Iran dalam bertahan dan menyerang.
"Kami memiliki persediaan misil balistik dalam jumlah besar menunggu perintah untuk diluncurkan dan siap untuk menghantam target setiap saat di berbagai lokasi," kata Salami.
Uji coba misil balistik dianggap sebagai cara militer Iran mendemonstrasikan bahwa perjanjian nuklir tak berpengaruh terhadap negeri itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.