Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadiah Anak Gajah untuk PM Selandia Baru Menuai Kecaman

Kompas.com - 25/02/2016, 17:14 WIB
KOLOMBO, KOMPAS.com — Para pegiat lingkungan di Sri Lanka mengecam keputusan pemerintah negara tersebut yang memberi hadiah berupa anak gajah kepada Perdana Menteri Selandia Baru, John Key.

Sebelumnya, Presiden Maithripala Sirisena menyerahkan akta kepemilikan gajah bernama Nandi kepada PM Key yang berada di Sri Lanka untuk lawatan dua hari.

Seperti diberitakan BBC Indonesia, Kamis (25/2/2016), pemisahan anak gajah berusia lima tahun dari keluarganya dianggap kejam. Selain itu, gajah tergolong satwa yang sulit untuk beradaptasi dengan iklim baru.

Nandi adalah hadiah gajah kedua yang diberikan kepada Selandia Baru dalam waktu 12 bulan terakhir, setelah Anjalee yang diserahkan kepada Kebun Binatang Auckland.

"Gajah yang pertama sudah mencapai berat sekitar 700 kilogram dalam waktu satu tahun," tutur Key kepada Sirisena dalam upacara penyerahan Nandi di Kolombo, Rabu (24/2/2016).

"Jadi dia mencintai kehidupan di Selandia Baru dan saya yakin temannya juga akan baik di Selandia Baru," sambungnya.

Sri Lanka sering memberikan gajah sebagai hadiah, antara lain tiga ekor untuk China dalam waktu tiga tahun, serta masing-masing dua ekor untuk Jepang, Korea Selatan, Ceko, dan Amerika Serikat.

Kelompok pegiat Sathva Mitra—yang artinya Teman Satwa—mengungkapkan penyesalan atas berlangsungnya praktik tersebut.

"Kami menulis tiga pekan lalu meminta pemerintah menghentikannya. Saya kira mereka bahkan tidak membaca surat kami," kata Sagarika Rajakurannayake, pimpinan Sathva Mitra, kepada kantor berita AFP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com