Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pekerja di Olimpiade London 2012 Tuntut Upah yang Belum Dibayar

Kompas.com - 23/02/2016, 13:13 WIB
LONDON, KOMPAS.com - Perhelatan Olimpiade di London sudah berlalu empat tahun. Namun ternyata hingga kini masih ada cerita yang tersisa dari pesta olahraga akbar itu.

Seperti diberitakan BBC, Senin (22/2/2016), ada belasan orang yang membantu pada saat penyelenggaraan acara itu dan sampai hari ini mengaku belum mendapatkan upahnya.

Setidaknya ada 11 orang pelayan dan petugas keamanan yang masih memiliki piutang masing masing sekitar Rp 33 juta.

Mohammad Anwar salah satu mantan petugas dalam event empat tahunan itu mengaku tak akan berhenti mengejar haknya.  "Dia lari dengan membawa uang kami," kata Anwar.

Anwar mengaku dijanjikan upah sebesar Rp 150 ribu per jam, dan berkerja selama 12 jam dalam satu shift sehari. Kendati demikian, dia mengaku belum menerima haknya hingga kini.

Anwar menyebut wanita bernama Rukhsana Kauser dengan perusahaan yang dipimpinnya Britannia Security Service Ltd (BSS), berkewajiban melunasi semua kewajiban itu.  Wanita itu diyakini sebagai orang yang merekrut para pekerja  tersebut.

Selain Anwar, Jatinder Ghuman (30), pun mengaku upahnya sebesar sekitar Rp 33 juta  belum dibayar.

"Saya bekerja 12-13 jam dalam satu shift, dan mereka pun menjanjikan jika kami bekerja lima hari tanpa putus, kami akan mendapatkan bonus Rp 4,5 juta," kata dia.

"Tapi nyatanya, sampai sekarang kami tidak mendapatkan apa-apa," ungkap Jatinder.

Berdasarkan data yang diperoleh BBC, BSS adalah sub kontraktor dari AP security. Namun, pihak AP mengatakan, semua dana yang dibutuhkan telah diserahkan kepada BSS.

Rukhsana Kauser lantas membantah penjelasan itu. Wanita yang pada saat Olimpiade tinggal di Ilford dan kini sudah menetap di Lancashire menolak diambil gambarnya. 

Dia tetap membantah melakukan perekrutan langsung terhadap orang-orang itu.

Anehnya, belasan orang yang menuntut hak mereka, termasuk Anwar, memiliki pesan pendek selular dan email dari Rukhsana, sebagai bukti perekrutan tersebut. Sayang, tidak satu pun di antara mereka yang pernah bertemu dengan Rukhsana.

Meski demikian para pekerja ini tetap menempuh jalur hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com