Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tangan Pekerja Palestina, Gereja di Tempat Yesus Lahir Kembali Bersinar

Kompas.com - 18/02/2016, 09:00 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis

BETLEHEM, KOMPAS.com - Kerja keras dari para pekerja Palestina yang dibantu sejumlah ahli mancanegara untuk merestorasi sebuah gereja yang dipercaya berdiri di tempat kelahiran Yesus Kristus, di Betlehem, mulai menunjukkan hasil. 

Kini, rangkaian mosaik di kaca dan dinding yang mengelilingi Gereja Nativitas kembali bercahaya dan memancarkan keindahannya.

Padahal, gereja ini telah tertutup debu selama hampir 1.000 tahun, dan terbengkalai sejak 600 tahun silam.

Proses restorasi ini sudah memakan waktu selama dua tahun. Proses pembersihan mosaik itu merupakan langkah awal dari sebuah proses restorasi panjang. 

Tim restorasi itu mengawali perbaikan dengan mengganti atap gereja yang terbuat dari kayu dengan bahan baru.

Mereka juga memasang jendela baru berbahan kayu untuk mencegah masuknya resapan air yang berpotensi merusak dinding gereja itu.

AP Photo/Nasser Nasser Seorang pekerja sedang bekerja di salah satu bagian mosaik di dalam Gereja Nativity, di Tepi Barat, Betlehem. Foto diambil pada 4 Februari 2016.
Proyek ini diinisiasi dan didanai Pemerintah Palestina. Bahkan, Presiden Mahmoud Abbas telah aktif terlibat aktif dalam proyek tersebut.

Sekalipun Palestina mayoritas berpenduduk Muslim, namun mereka menganggap gereja itu sebagai harta yang berharga. Tempat itu bisa dijadikan sebagai destinasi wisata yang akan mengundang banyak turis.

"Saat melihat ke atas sana, anda akan mendapati mosaik yang benar-benar megah, indah dan unik, mungkin yang terindah di seluruh dunia," kata Pemimpin Komite asal Palestina, Ziad al-Bandak, yang bertanggung jawab atas restorasi ini, seperti dikutip Kantor Berita AP, Rabu (17/2/2016).

Gereja Nativitas terletak di Tepi Barat dibangun oleh Santa Helena di abad IV di atas gua yang dipercaya sebagai tempat Maria melahirkan Isa Almasih.

Walaupun sangat dihormati sebagai salah satu situs suci oleh umat Kristiani, gereja ini dibiarkan terlantar selama ratusan tahun. Akibatnya, UNESCO telah mendaftarkan gereja ini sebagai bagian di situs warisan budaya dunia yang terancam eksistensinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com