Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Pakistan Kecam Perayaan "St Valentine's Day"

Kompas.com - 14/02/2016, 08:21 WIB
ISLAMABAD, KOMPAS.com - Presiden Pakistan, Mamnoon Hussain, mengecam perayaan St Valentine's Day di negara itu. Ia mengatakan perayaan itu tidak ada kaitannya dengan kebudayaan Pakistan dan karena itu harus dihindari.

Presiden Hussain mengatakan kepada para siswa di negara itu bahwa perayaan Valetine's Day merupakan tradisi Barat dan bertentangan dengan budaya Muslim.

Pernyataan Hussain itu muncul setelah sejumlah wilayah di Pakistan melarang perayaan Hari Valentine.

Perayaan Hari Valentine populer di banyak kota di Pakistan, tetapi kelompok-kelompok agama mengecamnya sebagai sebuah dekanden.

Pada awal minggu ini, Pemerintah Daerah Kohat di Khyber Pakhtunkhwa di Pakistan barat laut meminta polisi untuk melarang penjualan semua barang-barang terkait hari kasih sayang tersebut.

Kohat merupakan wilayah yang dikendalikan oleh partai politik yang beraliran agama

Kepala Pemerintahan Wilayah Kohat, Maulana Niaz Muhammad, mengatakan kepada BBC Urdu, "Valentine's Day tidak memiliki dasar legal, dan kedua hal itu bertentangan dengan agama. Maka harus dilarang.

Hari Jumat kemarin dewan kota Peshawar, di Pakistan barat laut, juga meloloskan resolusi untuk melarang perayaan yang mereka katakan sebagai hari "yang tidak ada gunanya".

Namun hal itu memang menjadi masalah yang memecah belah masyarakat.

Para pejabat di kedua tempat itu kemudian mengatakan larangan tersebut telah dicabut dan tidak diperhatikan karena tidak mendapatkan dukungan.

Media setempat awal minggu ini melaporkan kota Islamabad akan melarang perayaan Valentine's Day karena merupakan "ejekan terhadap Islam", tetapi para pejabat kemudian mengatakan keputusan tersebut sulit dilaksanakan.

Walau asalnya merupakan hari raya dalam tradisi Kristen, Valentine's Day menjadi populer di antara warga Pakistan. Para penjual bunga melaporkan lonjakan penjualan tahun ini, sama seperti beberapa tahun terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber bbc.co.uk
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com