Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama 30 Tahun Seorang Pria Kanada Lupa Siapa Dirinya

Kompas.com - 12/02/2016, 13:48 WIB
ONTARIO, KOMPAS.com - Selama tiga dekade seorang pria Kanada lupa siapa dirinya. Selama itu pula dia dinyatakan sebagai orang hilang.

Namun polisi Kanada mengatakan, pria itu telah memecahkan kasusnya sendiri.

CNN, Jumat (12/2/2016), melaporkan, selama 30 tahun hingga Januari lalu pria Kanada itu menggunakan sebuah nama yang berbeda dengan masa lalunya. Polisi Daerah Niagara mengatakan, pria itu tampaknya juga tidak tahu masa lalunya serta tidak tahu bahwa dia punya anggota keluarga.

Setelah mendatangi seorang pekerja sosial pada tanggal 7 Januari, pria yang kini berusia 51 tahun itu tiba-tiba ingat siapa dia sebenarnya. Nama aslinya adalah Edgar Latulip dan dia berasal dari Kitchener, Kanada.

Sejak itulah kenangan mulai muncul kembali.

Latulip rupanya meninggalkan kampung halamannya, Kitchener, tahun 1986 dengan menumpang sebuah bus tujuan Niagara Falls, kata Phil Gavin, Juru Bicara Departemen Kepolisian Wilayah Niagara.

Setelah tiba di Niagara Falls, Latulip dilaporkan melakukan perjalanan ke St. Catharines Ontario. Dalam perjalanannya ia sepertinya jatuh dan menderita cedera kepala yang lalu "merenggut memori dan identitasnya," kata Gavin seperti dikutip CNN.

Latulip tinggal di kota St. Catharines selama 30 tahun terakhir. Ia hidup mandiri, kata Gavin.

Pihak berwenang enggan untuk mengungkap terlalu banyak informasi tentang kehidupan Latulip selama 30 tahun terakhir karena itu terkait dengan privasinya.

Ketika Latulip secara mengejutkan tahu tentang namanya, pekerja sosial itu, yang tidak identifikasi polisi karena terkait masalah privasi, segera memeriksa namanya dan menemukan kasus orang hilang yang belum terpecahkan. Pekerja sosial itu juga menemukan artikel tahun 2014 dari sebuah koran di kota tetangga tentang kasus yang tidak terpecahkan yang cocok dengan ingatan Latulip.  

Kasus Latulip itu kemudian dirujuk ke Departemen Kepolisian Niagara. Para detektif kemudian mewawancarainya. Dia terus mengingat hal-hal yang tidak pernah dia ingat selama 30 tahun, kata Gavin.

Latulip memberikan kepada Kepolisian Niagara sampel DNA yang akan diuji untuk kemudian dibandingan dengan milik anggota keluarganya yang tinggal di Waterloo. Sampel DNA kemudian dikirim ke laboratorium. Tanggal 5 Februari hasil sudah diketahui dan dipastikan cocok dengan milik anggota keluarganya yang lain.

Pihak berwenang kemudian menghubungi ibunya yang sekarang tinggal di Ottawa dan menceritakan kabar baik tersebut.

"Dia (ibunya) sangat gembira, seperti yang Anda harapkan terjadi setelah tidak melihat anggota keluarga sesudah 30 tahun," kata Gavin.

CTV, televisi afiliasi CNN, berbicara dengan ibu Latulip, Silvia Wilson, melalui telepon. Dia mengatakan, bahwa dirinya bergembira anaknya kembali tetapi dia belum berbicara dengannya.

Selama bertahun-tahun, ibu Latulip, meyakini putranya mungkin telah disiksa dan dimanfaatkan pihak lain karena masalah perkembangan mental yang dialami putranya itu yang membuatnya tampak seperti anak-anak.

Jaringan Orang Hilang Amerika Utara mendaftar Edgar Latulip di situsnya. Berdasarkan keterangan pada hari Kamis, Latulip dinyatakan sebagai orang yang berusia 21 tahun ketika terakhir terlihat di Kitchener, Ontario pada tanggal 2 September 1986.

Keterangan itu berbunyi, "Dia meninggalkan kediamannya tanpa membawa obat. Kemungkinan ia naik bus ke Niagara Falls. Latulip menderita masalah kesehatan mental dan mengalami perkembangan yang terlambat (kapasitas mentalnya setara dengan anak berusia 12 tahun)".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com