Kondisi ini diduga terkait dengan virus Zika, yang telah menyebar di kawasan Amerika Selatan. Prihatin dengan kekhawatiran khalayak terhadap microcephaly, dia membeberkan kisahnya.
Sewaktu saya dilahirkan, dokter mengatakan saya tidak punya kesempatan untuk bertahan hidup. "Dia tidak bisa berjalan, dia tidak bisa berbicara, dan dari waktu ke waktu dia akan memasuki masa lumpuh sampai dia meninggal," ujar sang dokter.
Tapi vonis dokter - seperti kebanyakan orang lain - ternyata salah.
Saya tumbuh dewasa, mengecap pendidikan di sekolah, dan duduk di bangku universitas. Saya kini menjadi wartawan dan saya juga menulis sebuah blog.
Saya memilih dunia jurnalistik agar bisa memberikan suara kepada orang-orang seperti saya, yang merasa tidak terwakili. Saya ingin menjadi juru bicara untuk kalangan yang menderita penyakit microcephaly dan, sebagai sebuah proyek, saya hendak menulis sebuah buku tentang kehidupan saya dan kehidupan orang lain yang mengalami sindrom ini.
Saya senang harapan saya bisa terpenuhi.
Seiring dengan melonjaknya kasus microcephaly di Brasil, kebutuhan akan informasi menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Orang-orang harus mengesampingkang prasangka mereka dan belajar tentang sindrom ini, termasuk menteri kesehatan.
Dia mengatakan bahwa Brasil akan memiliki "generasi yang rusak" karena penyakit microcephaly. Jika saya bisa berbicara dengannya, saya akan mengatakan, "Yang rusak adalah pernyataan Anda, Pak."
Microcephaly adalah sebuah kotak kejutan. Anda mungkin bisa menderita sejumlah masalah serius atau mungkin juga tidak. Jadi saya percaya bahwa mereka yang melakukan aborsi atau menggugurkan kehamilan tidak memberikan kesempatan kepada anak-anak mereka untuk mencapai keberhasilan.
Saya bertahan, seperti halnya banyak orang lain yang menderita microcephaly. Ibu-ibu kami tidak melakukan aborsi. Itulah sebabnya kami ada.
Tentu saja, ini tidak mudah. Hidup begitu sulit bagi saya dan keluarga saya. Ayah saya adalah seorang teknisi laboratorium dan menganggur ketika saya lahir. Ibu saya adalah seorang asisten perawat.
Asuransi kesehatan hanya bisa mencakup beberapa hal, seperti biaya tenaga kesehatan. Namun asuransi tidak dapat menutup biaya tes-tes kesehatan lainnya dan itu sangat mahal.
Seluruh anggota keluarga pun berkumpul, paman, bibi dan lain-lain. Semua orang menyumbangkan apa yang mereka bisa sumbang untuk menutupi biaya.
Saya dioperasi sebanyak lima kali. Operasi pertama ketika usia saya baru menginjak sembilan hari karena saya tidak bisa bernapas dengan baik.