Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terima Hadiah Rp 10 Triliun, PM Malaysia Bebas dari Tuduhan Korupsi

Kompas.com - 26/01/2016, 17:18 WIB
KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Jaksa Agung Malaysia mencabut tuduhan korupsi terhadap Perdana Menteri Najib Razak dalam skandal finansial yang telah lama mencekam negeri itu.

Kejaksaan mengatakan, uang 681 juta dollar AS (setara hampir Rp 10 triliun) yang diterima Najib di akun bank pribadinya merupakan hadiah dari keluarga Kerajaan Arab Saudi.

Pengamat di Malaysia menuduh dana tersebut datang dari dana investasi milik negara, 1MDB.

Najib Razak berulang kali membantah tudingan tersebut, tetapi menghadapi tekanan agar mundur karena tuduhan tersebut.

Sebelumnya, badan antikorupsi menyatakan bahwa Najib menerima uang sebagai hibah dari sumber dana asing.

Koresponden bisnis Asia BBC, Karishma Vaswani, mengatakan, skandal ini berdampak pada reputasi dan ekonomi Malaysia di saat negeri tersebut menghadapi harga minyak dunia yang rendah dan berkurangnya permintaan global atas produk nasional mereka.

Sumbangan pribadi

Jaksa Agung Mohamed Apandi Ali menuturkan dalam konferensi pers pada Selasa (26/1/2016) bahwa "sumbangan pribadi" dari keluarga kerajaan di Arab Saudi ditransfer antara akhir Maret dan awal April 2013.

Ia menambahkan, badan antikorupsi telah menemui sejumlah saksi mata, termasuk orang yang mereka kenali sebagai donor untuk mengonfirmasi hal tersebut.

"Saya puas bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan kalau donasi itu merupakan bentuk gratifikasi yang diberikan secara korup," ujarnya.

Ia pun menjelaskan, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa uang pemberian itu digunakan sebagai "pendorong atau hadiah" bagi Najib untuk melakukan apa pun dalam kapasitasnya sebagai perdana menteri.

Apandi juga mengatakan bahwa pada bulan Agustus tahun lalu, Najib mengembalikan sekitar 620 juta dollar AS kepada keluarga Kerajaan Saudi karena tidak terpakai.

Malaysia terakhir mengadakan pemilihan umum pada Mei 2013. Pemilihan itu mengembalikan partai Najib ke tampuk pemerintahan, meski dengan perolehan terkecil sepanjang sejarahnya.

Menurut koresponden BBC, seruan bagi sang perdana menteri untuk turun sejak skandal merebak semakin kuat. Namun, keputusan Jaksa Agung tak diragukan lagi akan menyangga posisi politik Najib, setidaknya untuk sementara, di dalam partai pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com