Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Pengungsi Makin Resahkan Eropa

Kompas.com - 23/01/2016, 09:59 WIB
KOMPAS.com — Guna meredam arus pengungsi yang semakin tinggi memasuki Eropa, Kanselir Jerman Angela Merkel bertemu muka dengan Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu.

Di dalam negeri, Kanselir Jerman Angela Merkel menghadapi tekanan yang meningkat atas masalah krisis migran. Hampir 1,1 juta pencari suaka masuk ke Jerman tahun 2015.

Pertemuan Merkel dengan PM Turki akhir pekan ini, Jumat (22/1/2016), membahas antisipasi tingginya arus pengungsi baru yang akan memasuki Eropa. Selain Jerman, Turki merupakan negara kunci dalam masalah pengungsi. Negara ini merupakan salah satu persinggahan utama para pengungsi yang ingin menuju ke Eropa.

Dalam kunjungan ke Turki sehari sebelumnya, Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen menegaskan bahwa krisis pengungsi akan menjadi pembahasan antara pemerintah Jerman dan Turki yang berlangsung di Berlin.

Von der Leyen adalah salah satu menteri yang dijadwalkan untuk ambil bagian dalam konferensi antar-pemerintah, bersama dengan Wakil Kanselir Sigmar Gabriel, Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier, Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere, dan Menteri Pembangunan Jerman, Gerd Müller.

Para pemimpin Uni Eropa telah menjanjikan dana senilai tiga miliar euro kepada Turki untuk membantu para pengungsi Suriah. Bantuan ini diharapkan dapat mengurangi jumlah pengungsi meninggalkan Turki dan menuju ke Eropa.

Namun, negara-negara anggota Uni Eropa masih berselisih mengenai berapa banyak masing-masing negara harus membayar bantuan untuk membantu 2,2 juta pengungsi Suriah yang menyinggahi Turki.

Masalahnya bukan bantuan keuangan

Pada Kamis, PM Turki Davutoglu mendesak "langkah konkret" Uni Eropa untuk membantu Turki dalam masalah krisis pengungsi. Ia bahkan mengatakan tidak akan meminta Merkel soal dana yang telah dijanjikan.

"Kami tidak meminta uang, kami tidak bernegosiasi soal dana ... Bagi kami, itu adalah tugas kemanusiaan karena masalahnya bukan soal keuangan," kata Davutoglu dalam komentar yang dilaporkan oleh kantor berita AFP.

“Yang kami minta adalah solidaritas, empati. Kami akan membahas ini dengan Kanselir Jerman, Merkel, dan kami berharap langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini," ujar Davutoglu.

Perjalanan laut pengungsi kembali renggut jiwa

Sedikitnya 21 orang tewas dalam dua insiden penyelundupan migran. Dalam insiden pertama, perahu kayu yang membawa 48 orang tenggelam di dekat pulau kecil Farmakonissi, timur Aegean, Jumat dini hari.

Puluhan penumpang selamat, tetapi tujuh orang penumpang terenggut nyawanya.

Beberapa jam kemudian, sebuah kapal kayu, yang tak diketahui pasti berapa jumlah penumpangnya, tenggelam di dekat pulau kecil Kalolimnos, sebelah selatan Farmakosisi. Penjaga pantai menyelamatkan 26 orang dan menemukan 14 jenazah.

Kapal penjaga pantai, helikopter, dan kapal swasta beroperasi mencari penumpang-penumpang lain yang belum ditemukan. Tidak jelas berapa banyak orang yang hilang.

Yunani telah menjadi pintu gerbang utama bagi orang-orang yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan yang mencoba untuk mencapai Uni Eropa. Lebih dari 800.000 orang memasuki Yunani tahun lalu, sebagian besar menggunakan kapal untuk mencapai Yunani dari pantai Turki. Ratusan orang tewas dalam perjalanan berbahaya itu.

Selain dengan Turki, lewat sambungan telepon, Kanselir Jerman Angela Merkel juga membahas masalah krisis pengungsi dengan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Disepakati, sebuah konferensi donor di London akan menjadi kesempatan untuk membicarakan upaya global dalam menangani masalah ini.

Obama juga mengatakan kepada Merkel, ia berencana untuk menjadi tuan rumah pertemuan puncak Majelis Umum PBB pada bulan September untuk mengamankan komitmen baru guna membantu mengatasi krisis pengungsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com