Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Sebagai Musuh Bersama

Kompas.com - 15/01/2016, 07:12 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com – Serangan?teror bom di komplek Sarinah, Jakarta, pada Kamis (14/1/2016), yang menewaskan 7 orang, didalangi kelompok Islam Irak dan Suriah (ISIS). Hal itu diakui sendiri oleh ISIS melalui media propagandanya, Aamaq.

Dalam media itu, ISIS mengklaim telah "mengutus" anggotanya untuk menyerang warga negara asing dan aparat Indonesia yang melindungi mereka. [Baca juga: ISIS Akui Bertanggung Jawab atas Teror di Jakarta]

Kapolda Metro Jaya Tito Karnavian juga membenarkan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan berdarah tersebut. Tito menyatakan, peristiwa itu sebagai pembuktian sel ISIS di Indonesia pimpinan Bachrum Na'im berpengaruh.

Serangan tersebut merupakan "kampanye" untuk suksesi kepemimpinan ISIS Asia Tenggara. Bachrum sendiri berambisi menjadi pemimpin ISIS di Asia Tenggara dan Asia Tengah. [Baca juga: Bom Sarinah, Pembuktian Bachrum Naim untuk Pimpin ISIS di Asia Tenggara]

Asal mula ISIS

ISIS berdiri pada April 2013. Awalnya, organisasi ini bernama Jamaat al-Tawhid wal-Jihad yang dibentuk pada 1999 dan bergabung dengan Al Qaeda pada 2014.

Dikutip dari Wikipedia, kelompok ini melakukan aksi pertamanya pada 2003 dengan melakukan pemberontakan Irak pasca-invasi koalisi Barat.

Kelompok ini kemudian berafiliasi dengan pemberontak Sunni yang tergabung dalam Dewan Syuro Mujahidin dan membentuk Negara Islam Irak (NII) pada Oktober 2006.

Pada 2011, perang saudara Suriah pecah dan NII di bawah kepemimpinan al-Bhagdadi membantu pemberontak di Suriah, Al Nusra dan Al Qaeda.

Akhirnya, NII bergabung dengan Al-Nusra berperang melawan pasukan pemerintah Suriah dan pemberontak lainnya. Mereka menguasai sejumlah daerah di Suriah, yakni Raqqah, Idlib, Deir ez-zor dan Aleppo.

Pada 2013 Al-Bhagdadi menyatukan NII dengan Al-Nusra dan Al Qaeda dengan nama Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS. Namun langkah dia ditolak oleh pemimpin Al-Nusra Abu Mohammad al-Julani dan Al Qaeda Ayman al-Zawahiri.

Pada 3 Februari 2014, Al Qaeda memutuskan keluar dari ISIS. Tanpa Al Qaeda, kelompok ISIS terus melancarkan serangan di Irak dan berhasil memukul pasukan pemerintah dari sejumlah kota besar di negara tersebut.

Pada Maret 2015, ISIS berhasil menguasai beberapa kota besar di Irak dan Suriah. Kelompok ini juga menguasai wilayah kecil di Libya, Nigeria dan Afghanistan.

ISIS juga memiliki afiliasi di beberapa negara di Afrika Utara dan Asia Selatan.

Musuh bersama

Pemimpin ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi disebut layak memimpin kelompok teror ini karena kemampuannya dalam taktik perang. Pria kelahiran Samarra, bagian utara Baghdad, ini dikenal sebagai komandan perang yang pintar.

Kepemimpinan Al Bhagdadi inilah dianggap mampu menarik sebagian muslim untuk berjuang mendirikan khalifah di dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com