Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Australia Selamatkan 4 Nelayan Indonesia di Laut Timor

Kompas.com - 14/01/2016, 10:50 WIB
DARWIN, KOMPAS.com - Empat nelayan Indonesia telah diselamatkan sebuah kapal Australia setelah hanyut selama delapan hari di perairan internasional tanpa makanan di atas rakit yang mereka buat dari puing-puing dan kotak busa es.

Menurut Gary Finlay, kapten kapal Darwin ‘Exodus’, yang menjemput mereka di Laut Timor, para nelayan yang diselamatkan itu sempat menyelamatkan banyak botol air dari kapal mereka sebelum tenggelam.

Secara fisik, keempatnya dalam kondisi baik ketika diselamatkan tapi kelaparan dan kulit mereka memburuk serta mengelupas, tutur Gary.

Ia mengatakan, krunya melihat sebuah helikopter departemen perbatasan Australia terbang di atas mereka, ketika mereka berada di sekitar 300 mil laut lepas pantai Darwin, Selasa (12/1) sore.

"Kami menarik perangkap ikan dan pesawat patroli perbatasan Australia terbang di atas kami dan sekitar empat menit setelah itu, lewat radio mereka menyarankan kami untuk stand-by dan menginformasikan ada empat orang terdampar di sebuah rakit," ceritanya.

Gary mengatakan, ia dan 3 krunya kemudian diminta untuk membantu menyelamatkan para nelayan, yang perahu tradisionalnya telah tenggelam.

"Kami mengarah ke barat selama sekitar empat jam untuk sampai di sana. Mereka berada sekitar 140 mil dari Pantai Kimberley terdekat. Pada dasarnya di antah berantah," sebutnya.

Gary mengatakan, krunya sempat gugup ketika berada dalam perjalanan untuk menemukan ke-4 nelayan itu.

"Saya memang punya gambaran seperti apa kondisi mereka dan jika ada orang yang hilang," akunya.

Bertahan di rakit seluas 1,5 meter persegi

Ketika kapal Exodus akhirnya menemukan orang-orang itu, sekitar pukul 8 malam waktu setempat pada hari Selasa (12/1/2016), para pelaut Indonesia dalam posisi berlutut di atas air, dan berbagi ruang di atas rakit darurat berukuran1,5 meter persegi yang mereka buat dari puing-puing kapal mereka yang tenggelam.

"Adalah sayap dan doa yang menjaga mereka tetap mengapung. Mereka punya dua sel bahan bakar yang terpasang bersama sebagai dasar perahu kemudian di sekitar dua sel bahan bakar itu mereka punya plastik drum 20 liter, entah berasal dari drum minyak atau drum air yang kosong," ungkap Gary.

"Mereka memiliki beberapa kantong plastik 40 liter berwarna biru yang terpasang di sana dan kotak es 400-kg yang setengah terendam," sambungnya.

Beruntung, kapal Exodus memiliki dua awak Indonesia yang berhasil berkomunikasi dengan mereka yang diselamatkan, yang lapar setelah tak makan sejak kapal mereka tenggelam.

Kapal asal Darwin itu kemudian melanjutkan perjalanan 1,5 jam ke wilayah Ashmore Reef di mana mereka bertemu kapal perang Angkatan Laut Australia, HMAS Maitland.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com