Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia: ISIS Incar Indonesia sebagai Sebuah "Khalifah Jauh"

Kompas.com - 22/12/2015, 09:50 WIB
SYDNEY, KOMPAS.com — Kelompok militan Negara Islam atau ISIS sedang berupaya untuk meningkatkan kehadirannya di Indonesia. ISIS bermimpi untuk menjadikan Indonesia sebagai sebuah "khalifah jauh".

Pemerintah Australia memperingatkan hal itu, Selasa (22/12/2015).

Jaksa Agung Australia, George Brandis, yang hari Senin kemarin bertemu sejumlah menteri Indonesia dan Australia, kepala polisi, dan pejabat keamanan, mengatakan, hal itu merupakan suatu ancaman bagi kepentingan Australia dan Barat.

"ISIS punya ambisi untuk meningkatkan kehadiran dan tingkat aktivitasnya di Indonesia, baik secara langsung maupub melalui peran pengganti," katanya kepada harian The Australian.

"Anda pernah mendengar ungkapan tentang "khalifah jauh"?

"ISIS memiliki niat untuk mendirikan kekhalifahan di luar Timur Tengah, berbentuk provinsi kekhalifahan. Kelompok itu telah mengidentifikasi Indonesia sebagai sebuah lokasi untuk ambisinya tersebut."

ISIS telah mendeklarasikan kekhalifahan di beberapa daerah di luar Suriah dan Irak utara di mana kelompok itu mengendalikan wilayah yang luas.

Komentar Brandis itu menyusul tindakan polisi Indonesia yang menggagalkan rencana serangan bunuh diri di Jakarta dan menangkap sejumlah orang yang terkait dengan ISIS.

Penggerebekan selama tiga hari di seluruh Jawa yang berakhir hari Minggu lalu berbuah penyitaan bahan peledak dan bendera ISIS serta sembilan orang ditangkap.

Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengatakan, para ekstremis itu berencana akan menyasar pusat perbelanjaan, kantor polisi, dan kelompok minoritas.

Setelah penangkapan itu, keamanan telah ditingkatkan.

Sementara sejumlah menteri senior Australia dan Indonesia hari Senin telah bersepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang intelijen, termasuk pembiayaan kegiatan kontra-terorisme, menyusul pembicaraan bilateral di Sydney dan Jakarta.

Harian The Australian mengatakan, pihak berwenang Australia yakin hanya ada sedikit kesempatan bagi ISIS untuk bisa membuat sebuah kekhalifahan di Indonesia. Namun, mereka sangat khawatir kelompok teror itu dapat membentuk sebuah pijakan permanen di negara kepuluan ini.

Jika itu terjadi, hal tersebut bisa memungkinkan kelompok itu melakukan serangan terhadap kepentingan Barat atau Australia di Indonesia dan di luar wilayah Indonesia.

Menteri Kehakiman Australia, Michael Keenan, mengatakan, munculnya kelompok militan itu telah menggoyahkan keamanan di Australia dan Indonesia.

"Munculnya ISIS di Timur Tengah adalah sesuatu yang telah menggoyahkan keamanan Australia. Hal itu juga menggoyahkan keamanan Indonesia dan menggoyahkan keamanan teman dan mitra kami, khususnya di wilayah ini," katanya.

Indonesia mengalami beberapa serangan bom besar yang dilakukan kelompok-kelompok radikal antara tahun 2000 dan 2009, termasuk pengeboman di Bali tahun 2002 yang menewaskan 202 orang.

Sebuah tindakan keras yang dilakukan pemerintah telah melemahkan jaringan ekstremis yang paling berbahaya. Walau munculnya ISIS telah memicu peringatan terkait kembalinya sejumlah orang Indonesia dari medan perang di Timur Tengah dapat menghidupkan kembali kelompok-kelompok itu.

Australia sama khawatirnya terhadap ancaman dari orang-orang yang radikal.

Enam serangan di Australia telah digagalkan selama tahun lalu, tetapi beberapa tidak. Yang paling baru terjadi pada Oktober lalu ketika seorang polisi ditembak mati oleh seorang remaja 15 tahun. Remaja dilaporkan meneriakkan slogan-slogan keagamaan saat melancarkan serangannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com