Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

New York dan Los Angeles Terima Ancaman Bom

Kompas.com - 16/12/2015, 04:14 WIB
LOS ANGELES, KOMPAS.com - Pejabat Kota Los Angeles menganggap keputusannya menutup semua sekolah, menyusul email berisi ancaman yang mereka terima, sudah tepat.

Mereka tidak peduli meski pejabat berwenang di New York, yang juga menerima email berisi ancaman serupa, menganggapnya sebagai hoax.

Pengawas sekolah Los Angeles, Ramon Cortines, mengatakan, dia diperintah untuk mewaspadai dan berjaga-jaga, setelah pada 2 Desember terjadi serangan di dekat San Bernardino yang menewaskan 14 orang.

Dalam jumpa pers Cortines menjelaskan bahwa polisi telah memintanya untuk bersiaga, dan mengirimkan email kepada seluruh anggota dewan sekolah mengenai ancaman akan adanya serangan yang melibatkan ransel dan paket-paket lain.

"Dengan pertimbangan kewaspadaan, sebagaimana pengawas telah mengindikasikan, kami memilih untuk menutup sekolah-sekolah kita saat ini, sampai kita bisa benar-benar yakin bahwa sekolah kita aman," kata kepala polisi distrik sekolah, Steven Zipperman, Selasa (15/12/2015) waktu setempat.

Anggota Kongres California Brad Sherman mengatakan kepada CNN bahwa email itu datang dari sebuah alamat IP di luar negeri, dari seseorang yang mengaku sebagai "ekstremis muslim" yang mengatakan serangan akan melibatkan gas saraf.

Pesan tersebut juga menggertak mengatakan ada 32 kaki tangan yang semuanya siap untuk bergerak hari ini.

Sementara di New York, para pejabat yang menerima ancaman serupa menganggap email ancaman itu sebagai tipuan.

"Tidak ada ancaman yang berarti untuk anak-anak kami. Kami yakin bahwa sekolah kami aman," kata Wali Kota New York Bill de Blasio, yang menganggap email ancaman itu tidak serius.

Menurut dia, hal itu sudah dibicarakanya dengan divisi intelijen, yang juga sudah berkonsultasi dengan FBI, bahwa ancaman tersebut tidak bisa dipercaya.

Komisaris polisi New York Bill Bratton mengatakan, pejabat sekolah Los Angeles telah bereaksi berlebihan.

"Kita tidak bisa membiarkan diri kita ketakutan," kata Bratton kepada wartawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com