Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Halangi Pengungsi Melarikan Diri

Kompas.com - 14/12/2015, 17:04 WIB

KOMPAS.com - Dunia terkejut September lalu, dan mulai sadar akan masalah pengungsi, setelah anak pengungsi bernama Ailan Kurdi ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di pantai Bodrum, Turki.

Nasib Ailan yang baru berusia tiga tahun muncul di berbagai koran dan media sosial. Ia jadi lambang tragedi para pengungsi.

Fotonya juga digunakan organisasi teror Islamic State (ISIS) dalam koran propagandanya, yang menggunakan bahasa Inggris dan bernama Dabiq. Tapi bukan untuk menunjukkan situasi mengenaskan para pengungsi, melainkan sebagai peringatan kepada mereka yang ingin melarikan diri.

Lari dari kekhalifahan

Dalam koran online itu juga dicantumkan kutipan dari berbagai ulama bahwa Muslim sejati tidak boleh menyangkal ISIS.

Katanya, jika melarikan diri, di Barat yang menanti mereka hanya alkohol, obat bius dan penyangkalan terhadap Islam.

Tapi yang terutama bahaya bagi anak-anak mereka. Dengan mempublikasikan peringatan, ISIS mengakui bahwa orang melarikan diri dari mereka, dan bukan berdatangan.

Ini fenomena yang seharusnya tidak terjadi di "Islamic State". Seharusnya ISIS menarik semua orang Muslim untuk datang. Bukan melarikan diri sampai bersedia menempatkan keluarga dalam situasi berbahaya.

Pilih Assad atau ISIS?

"Menariknya, orang melarikan diri selalu hanya ke satu arah", kata Jürgen Todenhöfer.

Mantan anggota parlemen Jerman Bundestag itu melewatkan 10 hari di wilayah ISIS kemudian menulis pengalamannya dalam sebuah buku.

"Di Suriah tidak ada orang yang lari dari wilayah yang dikuasai Presiden Bashara al Assad ke wilayah ISIS. Arahnya selalu dari wilayah ISIS ke daerah Assad."

Bagi ISIS, itu arah yang salah, demikian dijelaskan dalam artikel Dabiq. Karena kekhalifahan sudah dihidupkan kembali, mencari keselamatan hanya dengan pergi ke wilayah ISIS, bukan ke wilayah yang dikuasai Alawi, Syiah, PKK, atau bahkan ke Eropa dan AS, di mana yang berkuasa orang kafir.

Penulis artikel Dabiq yang tidak disebut namanya mengatakan, meninggalkan wilayah ISIS adalah dosa besar.

Sementara itu, Presiden Jerman Joachim Gauck baru saja mengadakan kunjungan ke kamp pengungsi Azraq di Yordania.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com