Ketika diwawancarai koran Tages Azeinger, Stoltenberg mengutarakan bahwa pengiriman pasukan darat tidak masuk dalam agenda anggota NATO.
“Amerika Serikat memiliki keterbatasan jumlah pasukan khusus, solusi terbaik saat ini adalah memperkuat milisi lokal. Ini tidak mudah tetapi (itu) satu-satunya pilihan” kata mantan Perdana Menteri Norwegia itu.
Ia juga menekankan bahwa konflik yang terjadi saat ini bukanlah antara dunia Barat dengan Islam, melainkan perang terhadap terorisme dan ekstremisme.
“Umat Muslim berada di garis depan dalam perang terhadap ISIS. Kebanyakan korban adalah warga Muslim sendiri, dan kebanyakan dari mereka yang memerangi ISIS juga adalah warga Muslim,” ucapnya.
Stoltenberg menambahkan bahwa diperlukan juga sikap kepala dingin dalam menyikapi ketegangan diplomatik antara Rusia dan Turki.
“Sekarang yang penting adalah menerapkan mekanisme untuk mencegah peristiwa yang sama kembali terjadi.“
Stoltenberg mendesak Rusia untuk memainkan peran yang lebih “konstruktif” dalam memerangi kelompok militan itu. Sejauh ini Rusia masih terlalu “sibuk” mendukung rejim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Ia mengungkapkan bahwa NATO akan membantu Turki memperkuat pertahanan udaranya setelah insiden penembakan itu. Paket bantuan ini akan diberikan sebelum perayaan Natal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.